"Dia orang Jepang atau Korea?" Tanya Yeol pada kawannya yang berdiri di depan pintu.
"Di antara itu," jawab si kawan.
"Saya Kameko Fumiko. Nama Korea saya Mun-ja." Si gadis cepat-cepat perkenalkan diri ketika Yeol cuek dan akan segera berlalu.
"Aha, "Damn Dog." Kamu perempuan kedelapan yang datang padaku setelah membacanya." Yeol tertawa melihat si gadis membekap majalah bulanan Young Korean edisi yang ada puisi Yeol. Lalu Yeol segera masuk.
"Tunggu. Kamu sudah punya cewek?" Fumiko keukeuh. "Maksudku kalau sudah punya, nggak apa-apa kalau kita berteman saja. Bagaimana menurutmu?"
"Gue single," jawab Yeol setelah jeda sejenak karena bingung.
"Yuk tinggal bersama. Saya juga seorang anarkis," kata Fumiko senang.
Gileeee, ini cewek baru ketemu penyair pemberontak pujaannya langsung main tembak saja. Keren nggak, orang muda?
Sebagai pecinta buku, saya sering merasa gimana gitu kalau menonton adegan sepasang kekasih di perpustakaan atau sedang membicarakan buku.
Ada satu adegan singkat, Yeol dan Fumiko membicarakan pekerjaan mereka menerjemahkan buku-buku progresif ke dalam bahasa Korea dan Jepang.