Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Stephen Hawking, Bukan Hanya Ilmuwan tapi Juga Aktivis Terkemuka

14 Maret 2018   18:45 Diperbarui: 15 Maret 2018   19:13 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hawking bertongkat dan kacamata di sebelah kiri Tariq Ali (kumis). Paling kanan adalah Vanessa Redgrave (ikat kepala). Foto ini dikonfirmasi the National Portrait Gallery bahwa menurut Tariq Ali, pria yang berjalan disampingnya bukan Stephen Hawking.. Sumber: Facebook/teleSUR English

Dengan keterbatasan kondisi fisik, Hawking berbaris bersama ilmuwan peraih nobel, Joseph Rotblat di lapangan Trafalgar Square, London, November 2004. Joseph Rotbalt adalah ilmuwan yang oleh landasan moral, mengundurkan diri dari tim riset bom atom pada 1940-an. (1)

Hawking juga mendukung gerakan boikot akademik terhadap Israel. Pada 2013, Presiden Israel (saat itu) Simon Peres merayakan konferensi tahunan presiden yang kelima. Hawking diundang sebagai ketua konferensi. Hawking memanfaatkannya untuk memprotes perlakuan Israel atas Palestina. Ia menyatakan tidak hadir dan menyerukan ilmuwan lain untuk melakukan hal serupa. (2)

Hawking bukan sekedar seorang pasifis. Perjuangannya juga menyangkut hak atas kesehatan. Ia pendukung utama sistem layanan kesehatan universal. Sistem ini menjamin pelayanan kesehatan yang setara dan gratis (sudah dibayar melalui pajak) bagi seluruh rakyat. Sistem ini berlaku di Kuba, Kanada, dan Inggris. Tentang sistem kesehatan universal ini, Om-Tante bisa tonton di film dokumenter Sicko, karya Michael More.

Karena itu Hawking menolak privatisasi rumah sakit. Menurutnya, "Semakin banyak laba yang diperas dari sistem ini, semakin cepat pula pertumbuhan monopoli swasta dan semakin mahal pula biaya kesehatan. NHS perlu dilindungi dari kepentingan komersial dan pihak-pihak yang ingin menyerahkannya ke swasta." 

Seperti seniornya, Einstein yang menolak kapitalisme (baca artikel Einstein, "Why Socialism?"), Hawking juga mengkritik kapitalisme. Katanya, "If machines produce everything we need, the outcome will depend on how things are distributed. Everyone can enjoy a life of luxurious leisure if the machine-produced wealth is shared, or most people can end up miserably poor if the machine-owners successfully lobby against wealth redistribution. So far, the trend seems to be toward the second option, with technology driving ever-increasing inequality."(3)

Konon Hawking juga anggota Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan, keadilan, dan kesetaraan bagi rakyat Palestina.

Kini, aktivis dan ilmuwan itu telah pergi. Ia meninggal terhormat, meninggalkan warisan kemanusiaan. Mengenang kematiannya, Frank Andrea Pennestri, administrator BDS di New York berkomentar pada foto Hawking di facebook TeleSUR. "He was a Warrior Indeed, a BDS member and a man of Conscience and Heart. All of BDS will always hold a special place for Him."

Baiklah. Rest in Glory, Comerade Hawking.

Koreksi: Foto di atas dikonfirmasi the National Portrait Gallery bahwa menurut Tariq Ali, pria yang berjalan disampingnya bukan Stephen Hawking.

Konfirmasi Tariq Ali bahwa lelaki di sampingnya buka Stephen Hawking. Sumber: screen capture Twitter @TariqAli_News
Konfirmasi Tariq Ali bahwa lelaki di sampingnya buka Stephen Hawking. Sumber: screen capture Twitter @TariqAli_News

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun