My Stealthy Freedom memperjuangkan hak asasi individual perempuan Iran untuk memilih menggunakan hijab atau tidak sesuai keinginan pribadi mereka.(3)
Awalnya ini adalah gerilya daring. Para perempuan Iran, melalui facebook,twitter, youtube,Vimeo dan media sosial lain mengunggah foto dan video mereka melepaskan jilbab dan mengibarkannya sebagai simbol kemerdekaan individual untuk memilih, kemerdekaan atas tubuh sendiri.
Menghadapi gerakan yang kian gencar ini, pemerintah Iran terbelah. Peraturan kewajiban berhijab memang tidak dicabut, tetapi Massoumeh Ebtekar, Wakil Presiden Urusan Perempuan menyatakan perempuan tak berhijab tidak akan lagi dipenjara. Bertentangan dengan itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan para perempuan yang mengkampanyekan penolakan berhijab dapat dipenjara 10 tahun. Posisi presiden ini didukung Kepala Kepolisian Tehran, Hossein Rahimi (4).
Dengan perkembangan terkini, saya berharap menemukan foto-foto aksi Hari Perempuan Internasional di Iran menampilkan para perempuan berhijab dan tanpa hijab berada dalam barisan massa aksi meneriakkan tuntutan-tuntutan hak kaum perempuan.
Sayangnya, yang saya peroleh adalah berita represi aparat kepolisian terhadap para perempuan Iran ketika unjuk rasa baru dimulai di depan kantor Kementerian Tenaga Kerja di Azadi Ave, Teheran. Para perempuan yang menuntut penghapusan diskriminasi, termasuk diskriminasi dalam dunia kerja dipukul dengan tongkat. Dua puluh aktivis perempuan ditangkap.(5)
Baiklah, Daughter of Revolution. Baiklah, para Girls of Revolution Street. Mungkin kalian harus menunggu 40 tahun untuk kemerdekaan dan kesetaraan, atau mungkin 50 tahun. Hormatku untuk kalian. Jangan menyerah.
***
Tilaria Padika
Timor, 9/03/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H