Aku menyakini eksitensialisme yang diwartakan Sartre punya peran di tengah hukum materialisme sosial Marxisme. Tentang ini pernah kuulas dalam format cerpen yang dipublikasikan jurnal sastra milik pemuda pelajar sebuah sekolah tinggi filsafat yang juga kuterbitkan lagi di Kompasiana (baca: "Lalong Kades").
Sudahlah. Anggap saja ini sekedar curhat, berbagi risau ketika momentum pilkada tiba, ketika orang-orang di kampungku melihat sesamanya, memandang tetangga dan rekan kantornya sebagai kami dan mereka. Yang mana kami, yang mana mereka didasarkan kepada agama, etnis, dan pulau asal.Â
Pemilu gubernur adalah kondisi yang paling menyedihkan. Mungkin karena kampungku terdiri dari kurang lebih 7 pulau utama, 15 etnis besar, dan penduduk yang bertutur selusin bahasa ibu.
Lucunya ketika pemilihan gubernur di DKI dahulu, orang-orang di kampungku bersatu mengutuk perilaku FPI dan kubu Anies Baswedan yang mengeksploitasi sentimen SARA. Sungguh, kami adalah contoh terbaik orang-orang yang mampu melihat selembar ranting di mata orang tetapi buta pada balok di mata sendiri.
***
Tilaria Padika
02/03/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H