Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pesan Penting tentang Asal Mula Peperangan dalam "The Pirates of Somalia"

27 Februari 2018   08:03 Diperbarui: 1 Maret 2018   02:46 3226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi Somalia di Kenya. Sumber: TONY KARUMBA / Kompas.com

Pada 1980 giliran klan Isaak di Barat Laut Somalia bangkit melawan. Klan ini mendirikan the Somali National Movement (SNM). Barre juga membalasnya dengan pembantaian besar-besaran pada 1988 dan terus berlanjut hingga 1990-an.

Pada 1989, klan Hawiye di wilayah Tengah Somali angkat senjata, membentuk The United Somali Congress (USC). Pada tahun yang sama, Somali Salvation Democratic Front (SSDF) yang didirikan klan Majeerteen kembali bangkit di Somalia Timur Laut. Setahun kemudian, warga klan Ogaden di wilayah Selatan menyusul dengan membentuk the Somali Patriotic Movement (SPM).

Milisi Somalia Al-Shabaab. Sumber: AP Photo/Kompas.com
Milisi Somalia Al-Shabaab. Sumber: AP Photo/Kompas.com
Pemerintahan Barre kian terdesak. Somalia Barat laut dikuasai SNM dan Somalia Timur Laut dikontrol SSDF. Sementara USC terus menekan hingga wilayah yang dikuasai pemerintahan Barre tersisa 10 persen. Pada akhir 1990, USC melancarkan serangan mematikan ke Mogadishu, Ibu Kota Somalia. Barre melarikan diri pada 27 January 1991.

Kekalahan Barre bukan akhir petaka. Bencana lebih hebat sudah menanti.

USC terpecah antara cabang luar negeri yang mendeklarasikan Ali Mahdi Mohamed sebagai presiden dengan cabang dalam negeri yang memilih Jenderal Mohamed Farah Aydeed. Bukan sekedar perselisihan internal organisasi, perbedaan ini berkobar menjadi perang saudara berkepanjangan.

Sebagaimana Barre, kini USC dan SNF, dan organisasi politik klan lainnya bertindak membantai rakyat sipil (anggota klan rival politik) dalam perang memperebutkan kekuasaan. Pada masa ini klan Daarood --Barre merupakan anggotanya-- menjadi sasaran utama pengusiran dan pembunuhan. Tetapi anggota klan lain juga menjadi korban oleh pertarungan antara organisasi-organisasi politik berbasis klan yang memiliki barisan paramiliter itu.

Konflik berkepanjangan berujung pada kelaparan hebat yang melanda Somalia sejak 1992. Menurut Palang Merah Internasional (ICRC), jumlah korban meninggal oleh kelaparan --tidak termasuk pembunuhan-- sekurang-kurangnya 500 ribu.

Bencana kelaparan mendorong komunitas internasional mengirimkan bantuan kemanusiaan. Karena bantuan ini sering dirampok oleh milisi berbagai klan, Amerika Serikat bersama PBB memobilisasi angkatan perang untuk mengawalnya.

Pengungsi Somalia di Kenya. Sumber: TONY KARUMBA / Kompas.com
Pengungsi Somalia di Kenya. Sumber: TONY KARUMBA / Kompas.com
Tidak terhindarkan, sejumlah pertempuran pecah antara pasukan AS dengan milisi klan-klan. Menurut Human Rights Watch ada sekitar 600 warga sipil dan milisi Somalia tewas dan 2.000 orang cedera oleh pasukan AS dan PBB sejak pasukan itu (UNITAF hingga UNOSOM) tiba pada Desember 1992 hingga Oktober 2003. Korban warga sipil Somalia bukan saja terjadi dalam kontak senjata, tetapi juga penembakan sepihak, penganiayaan, dan pemerkosaan oleh pasukan perdamaian. Sejumlah negara pengirim pasukan yang telah diinvestigasi pelanggarannya adalah Italia (penjarahan terhadap kamp pengungsi dan memperkosa), Malaysia (penjarahan), Pakistan dan Niegeria (penembakan terhadap demonstran).

Salah satu kontak senjata hebat antara pasukan AS dan milisi Somalia dikenal sebagai Black Hawk Down Incident dan diangkat ke film layar lebar pada 2001.

Ketika pasukan AS-PBB (UNOSOM) akhirnya angkat kaki dari Somalia pada Februari 1995, mereka meninggalkan dendam di hati warga Somalia, juga sejumlah peralatan militer canggih yang dijual kepada milisi. Rakyat biasa di Somalia, para milisi dari klan-klan yang ada, termasuk nelayan kini memiliki senjata yang lebih hebat, warisan UNOSOM.

Meski setelah kejatuhan Barre ada 6 presiden dan 3 pejabat presiden Somalia, perang saudara berkepanjangan praktis membuat pemerintahan tidak berjalan. Somalia menjadi negara gagal. Pada periode ini, banyak negara memanfaatkan teritori laut Somalia secara ilegal, termasuk termasuk mencuri ikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun