Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Sewindu Komikus Hasmi "Gundala"
Asa dan Dilema Guru Madrasah Swasta
Tip "Survive" bagi Guru Baru
Hari Guru Nasional, Apresiasi Tulus dan Formalitas
Mirisnya Nasib Guru Honorer di Indonesia
Tanda-Tanda Masih Ada Trauma dalam Dirimu
Kamu pasti suka!
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Festival Pangan, Kesadaran Orang Muda Kupang

24 Februari 2018   20:09 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:24 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para praktisi. Dari kiri ke kanan: Esron Silaen (Guru pertanian SMK), Leny Mooy (dosen dan praktisi urban farming), George Hormat (Owner pertanian organic polyculture Jyestha's Farm). Dok: Esron Silaen
Para praktisi. Dari kiri ke kanan: Esron Silaen (Guru pertanian SMK), Leny Mooy (dosen dan praktisi urban farming), George Hormat (Owner pertanian organic polyculture Jyestha's Farm). Dok: Esron Silaen
Para praktisi. Dari kiri ke kanan: Esron Silaen (Guru pertanian SMK), Leny Mooy (dosen dan praktisi urban farming), George Hormat (Owner pertanian organic polyculture Jyestha's Farm). Dok: Esron Silaen
Dicky Senda (kiri), Maya Stolastika (cewek)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Festival Pangan Kupang. Dokpri

Pada video berikut,  Kristin menceritakan kontribusinya bersama Komunitas 1000 Guru.

Festival Pangan: 'Makan, Musik, dan Mangarti' ini merupakan inisiatif Perkumpulan Pikul Kupang bersama gerakan relawan Kupang Batanam. Elizabet Umbu Tara, Kompasianer muda yang juga relawan Kupang Batanam menjelaskan latar belakang dan tujuan festival pada video berikut.

Sebenarnya festival pangan ini baru akan berakhir pukul 21.00 nanti. Tetapi saya harus segera pulang. Selain hendak membawa oleh-oleh sekotak besar sorgum untuk orang-orang rumah, juga untuk menjenguk kebun tercinta. Baiklah, sampai jumpa di acara-acara hebat berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

hijau

panganlokal

panganorganik

kedaulatanpangan

kulinertradisional

padikaonpangan

padikainntt

ekonomi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.