Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi| Hanya Nyawamu, Srikandi

22 Maret 2017   07:49 Diperbarui: 27 Maret 2017   17:00 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau hanya ingin menghidupi anak-anakmu
memberi kesempatan serupa pada cucumu
jiwa-jiwa yang belum hadir
kelak sendiri memilih takdir

Kami melihat bukit-bukit itu tambang duit
demi hutan beton di kota-kota yang rumit
dan terisi pundi-pundi negara yang sakit
Engkau melihatnya sebagai sesama ibu
yang menampung air mata langit merindu
membaginya sama rata pada bentang sawah menghijau

Engkau bukan lelaki
dagumu tak ada rambut melambai
Engkau tak pantas berdaster putih
atau jumawa hijau-hijau bahu bertabur bintang
Asalmu juga dari udik
bukan kampung halaman para pendongeng Tuhan
maka teriakanmu tak bikin gentar

Engkau berbaris
engkau memprotes
engkau menangis
berhitung jari yang menoleh
Bukan kami tuna-nurani
tetapi karena nir-untung mendukungmu
pertempuranmu bukan pemilukada ibu kota
tanpa karung duit untuk diperebutkan

Engkau memasung diri pun
tak segera berbuah tanggapan
sebab hanya segelintir cuit dukungan di media sosial
Istana tak perlu cemas hilang dukungan
mengabaikanmu tak berbuah caci maki netizen
Kelas bangsawan baru yang tak tahu malu ini

Munafik-munafik memuja Aleta dari Timor
memujinya pahlawan lingkungan
yang mengusir tambang marmer dari punggung Mutis
demi air tetap tersedia bagi kehidupan kami di Timor
Kami menghadiahinya aneka penghargaan palsu
tetapi otak cetek dan cupet kami tak pernah sadar
dirimu adalah Aleta yang belum menang

Hanya nyawamu
ya, nyawamu, perempuan tani
yang bisa merampas sedekit pemberitaan
mengalihkan sejenak orang-orang
dari masturbasi celoteh kekuasaan
dari mengkubu saling benci sia-sia
memilah penindas berlomba solek demi terpilih
beradu dungu onta dan babi
berlomba lantang membela tuan-tuan
harapan-harapan  palsu

Hanya nyawamu
ya, nyawamu, perempuan tani
yang bikin gentar Marhaen-marhaen palsu
yang takut coreng citra merakyat
terpaksa berpura-pura mendengar

Nyawamu, Srikandi
nyawamu
demi air
demi padi
demi rahim pertiwi
demi kesempatan adil bagi anak-cucu

Matilah mati, Srikandi
matilah
lalu bangkit sebagai Dewi Sri
Sebab perempuan
sebab petani
apalagi perempuan tani
adalah tumbal peradaban

Demi air
Demi pangan
Demi keadilan generasi mendatang
Relakan nyawamu, Srikandi


***
Tilaria Padika
Timor, 27/03/2017

Arsip: PUISI Padika | CERPEN Padika | CATATAN Padika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun