Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi| Maafkan Kami, Nak

13 Desember 2016   15:54 Diperbarui: 11 Januari 2017   20:56 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari https://pixabay.com

(Doa bagi bocah-bocah korban penikaman di Sabu)


   Ketika kanak-kanak korban
   tumbuh  kembang jenaka keceriaan
   gilang-gemilang masa depan  
   amarah gelegak tak terlawan

  Nalar waras menuntut mahfum
  pelaku sakit jiwa harap maklum
  padanya tanggung jawab tak umum
  jikapun waras biarlah diurus hukum

  Namun hati lemah pada amarah
  kanak-kanak tak boleh berdarah
  apalagi oleh pemuda antah-berantah
  maka rajam saja hingga terbelah
  mampus biarlah mampus dan musnah

  Amarah reda hidup berlanjut
  lalu bentak pun pedih cubit
  comel kasar dan dahi berkerut
  ketidakpedulian dan bibir cemberut
  tiap hari tanpa risau dan pisau
  kami tikamkan kepedihan
  pada jiwa anak-anak sendiri
  di rumah sendiri
  oleh kami sendiri
  tempat mereka lindungkan diri

***
Tilaria Padika,
Doa bagi kesembuhan 7 bocah korban penikaman di Sabu
13/12/2016

Baca Juga: - Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak? ITU SALAHMU!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun