Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi| Apriyanti Pulang yang Berpulang

8 Desember 2016   17:20 Diperbarui: 11 Januari 2017   20:45 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 (Untuk para TKI)

 Aprianty sudah kembali
 tentu banyak ia membeli
 murah buah tangan Hongkong
 tanda pergi bukan bohong 

 Uuhh Aprianty kekasih hati
 delapan tahun kami menanti
 pergimu lama kelak kembali
 gemilang sukses kisah abadi
 merintis jalan indah berseri
 gadis-gadis kemudian hari

 Tetapi hati girang menghilang
 beralih sedih tak terbilang
 Aprianty  pulang yang berpulang
 dalam peti tubuh berkalang

 Aprianty cantik pujaan keluarga
 menyambutmu gulana hati luka
 gelayut kelam awan duka
 langit Sabu pulau pusaka

 Duuuh pilu tangis, dengarlah
 kepada siapa berkeluh kesah
 gundah hati nalar buncah
 angan dan harap musnah sudah

 Bertahan berarti tenggelam
 sendiri melawan keras alam
 merantau adalah binasa
 penguasa hanya peduli devisa 

 ***
 Tilaria Padika,
 Timor, 07/12/2016
 Doa tulus bagi Aprianty Radja Haba, TKI asal Sabu-NTT yang meninggal di Hongkong. Akhir Oktober lalu, jenasahnya tiba di Kupang hampir bersamaan dengan jenazah Lukas Lei Djumari  TKI asal Kabupaten Sumba Barat. Hingga kini sudah  37 orang TKI asal NTT yang meninggal di rantauan.
 Lebih banyak lagi yang disiksa. Akhir November lalu, Meriance Kabu mantan TKI NTT melaporkan ke kepolisan NTT perihal penganiyaan yang ia alami selama di Malaysia.  Empat giginya dicabut menggunakan tang, lidahnya dipotong, telinganya robek dan sering ditusuk dengan cottonbuds sampai berdarah, pangkal hidungnya sering dipukul hingga bengkak,  kepala dipukul, bibir dipukul sehingga mendapat 10 jahitan.

Baca Juga sebelumnya:

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak? ITU SALAHMU!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun