(Untuk para TKI)
 Aprianty sudah kembali
 tentu banyak ia membeli
 murah buah tangan Hongkong
 tanda pergi bukan bohongÂ
 Uuhh Aprianty kekasih hati
 delapan tahun kami menanti
 pergimu lama kelak kembali
 gemilang sukses kisah abadi
 merintis jalan indah berseri
 gadis-gadis kemudian hari
 Tetapi hati girang menghilang
 beralih sedih tak terbilang
 Aprianty  pulang yang berpulang
 dalam peti tubuh berkalang
 Aprianty cantik pujaan keluarga
 menyambutmu gulana hati luka
 gelayut kelam awan duka
 langit Sabu pulau pusaka
 Duuuh pilu tangis, dengarlah
 kepada siapa berkeluh kesah
 gundah hati nalar buncah
 angan dan harap musnah sudah
 Bertahan berarti tenggelam
 sendiri melawan keras alam
 merantau adalah binasa
 penguasa hanya peduli devisaÂ
 ***
 Tilaria Padika,
 Timor, 07/12/2016
 Doa tulus bagi Aprianty Radja Haba, TKI asal Sabu-NTT yang meninggal di Hongkong. Akhir Oktober lalu, jenasahnya tiba di Kupang hampir bersamaan dengan jenazah Lukas Lei Djumari  TKI asal Kabupaten Sumba Barat. Hingga kini sudah  37 orang TKI asal NTT yang meninggal di rantauan.
 Lebih banyak lagi yang disiksa. Akhir November lalu, Meriance Kabu mantan TKI NTT melaporkan ke kepolisan NTT perihal penganiyaan yang ia alami selama di Malaysia.  Empat giginya dicabut menggunakan tang, lidahnya dipotong, telinganya robek dan sering ditusuk dengan cottonbuds sampai berdarah, pangkal hidungnya sering dipukul hingga bengkak,  kepala dipukul, bibir dipukul sehingga mendapat 10 jahitan.
Baca Juga sebelumnya:
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak? ITU SALAHMU!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H