LATAR BELAKANGÂ
Perkembangan emosional merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan anak usia dini. Pada masa ini, anak mulai belajar mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka, serta membangun hubungan sosial yang sehat dengan orang lain. Kemampuan ini tidak hanya mendukung perkembangan pribadi anak, tetapi juga menjadi dasar bagi keberhasilan mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di komunitas mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, anak tidak lepas dari tugas, masalah, konflik, situasi sulit, bahkan situasi stres. Menurut Gross (Aulia H &Desmita 2024), fungsi utama yang mendasari sebagian besar kompetensi emosional adalah pengelolaan emosi yang efektif. Pengelolaan emosi merupakan suatu sistem kontrol yang memungkinkan anak untuk mengekspresikan emosinya secara bebas dan tidak diatur. Richardson dan Rees (2016) juga menegaskan bahwa pengelolaan emosi adalah kemampuan individu dalam mengendalikan dan merespons pengalaman emosional.
Namun, tantangan dalam mendukung perkembangan emosional anak sering kali muncul karena kurangnya media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan dunia anak-anak. Anak usia dini lebih responsif terhadap media yang interaktif, berwarna, dan mengandung elemen tokoh atau cerita yang mereka kenal. Salah satu tokoh animasi yang sangat populer di kalangan anak-anak adalah SpongeBob SquarePants. Tokoh ini dikenal dengan sifatnya yang ceria, penuh semangat, dan memiliki hubungan baik dengan teman-temannya, sehingga dapat dijadikan teladan dalam pembelajaran sosial-emosional.Media pembelajaran inovatif seperti "Smart Box SpongeBob"dirancang untuk memanfaatkan karakteristik ini. Smart Box adalah media berbentuk kotak interaktif yang dilengkapi dengan permainan, cerita, dan aktivitas yang bertujuan untuk membantu anak memahami emosi mereka, belajar cara mengekspresikan perasaan, serta membina hubungan dengan orang lain. Penggunaan karakter SpongeBob dalam media ini bertujuan untuk menarik perhatian anak dan membangun keterlibatan emosional mereka dalam pembelajaran.Selain itu, media ini juga dirancang untuk melibatkan peran aktif orang tua dan guru dalam membimbing anak selama proses belajar. Dengan adanya interaksi yang terarah, anak dapat belajar mengenali berbagai emosi, seperti rasa bahagia, sedih, marah, atau kecewa, serta memahami bagaimana cara berempati dan bekerja sama dengan orang lain.
Pengembangan media ini didasarkan pada pentingnya pendekatan holistik dalam pendidikan anak usia dini, di mana aspek kognitif, sosial, dan emosional perlu dikembangkan secara seimbang. Dengan Smart Box SpongeBob, diharapkan anak tidak hanya mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi juga meningkatkan keterampilan sosial-emosional mereka, khususnya dalam membina hubungan dengan orang lain.Melalui penelitian dan pengembangan media ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyediaan alat bantu belajar yang inovatif dan efektif, yang mampu mendukung perkembangan anak secara menyeluruh dan membantu mereka menjadi individu yang mampu bersosialisasi dengan baik di masa depan.
PELAKSANAAN ANALISIS DATA
Teknik analisis data dalam yaitu dengan Teknik observasi dengan Teknik analisis data menggunakan menggunakan Teknik cheklis, observasi ini dilakukan pada jum'at tanggal 13 Desember 2024 di Pantai Gajah dengan meng uji cobakan media smart box spongebob kepada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional anak yaitu membina hubungan dengan orang lain dengan latihan kompromi satu sama lain.Media ini di uji coba kan kepada 2 orang anak dengan nama puja dan raima yang berumur 6 tahun.Adapun tujuan dari observasi ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan emosional anak yaitu membangun hubungan dengan orang lain dengan latihan kompromi.
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Perkembangan Emosional
Perkembangan emosi anak usia dini adalah proses di mana anak belajar mengenali, memahami, dan mengelola perasaan mereka, serta berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka. Menurut Hurlock (1993), pada usia 2,5--3,5 tahun dan 5,5--6,4 tahun, reaksi emosi anak sangat kuat dan mudah berubah, dengan emosi yang mudah dikenali melalui tingkah laku yang ditunjukkan. Suyadi (2010) menjelaskan bahwa emosi adalah reaksi kompleks yang melibatkan perubahan fisiologis dan kognitif, serta mempengaruhi perilaku individu. Perkembangan emosi pada anak usia dini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola asuh orang tua. Astuti (2019) menyatakan bahwa pola asuh orang tua berhubungan dengan perkembangan emosi anak, yang mencakup kemampuan anak dalam mengenali dan mengelola perasaan mereka. Selain itu, faktor lingkungan sosial yang menyenangkan juga berperan penting dalam perkembangan emosi anak. Menurut Wida Dwi Anggarini (2015), lingkungan sosial yang positif dapat mendorong anak untuk menjadi lebih terbuka dan berorientasi pada orang lain, yang berkontribusi pada perkembangan emosi yang sehat. Perkembangan emosi pada anak usia dini sangatlah penting. Sebab perilaku emosi-emosi ada hubungannya dengan aktivitas dengan aktivitas dalam kehidupannya. Semakin kuat emosi memberikan tekanan, akan semakin kuat mengguncang keseimbangan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu. Jika kegiatan sesuai dengan emosinya maka anak akan senang melakukannya dan secara mental akan meningkatkan konsentrasi dan aktivitasnya dan secara psikologis akan positif memberikan sumbangan pada peningkatan motivasi dan minat pada pembelajaran yang ditekuni.Sosial emosional pada anak usia dini penting dikembangkan. Terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan emosi tersebut.
Perkembangan(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasikan dari sel-sek tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Periode penting dalam tubuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Dalam perspektif psikologi, perkembangan merupakan perubahan progresif yang menunjukan cara tingkah laku dan berinterakasi dengan lingkungannya(Fakhrudin, 2010). Sedangkan menurut Jamaris dalam (Sujiono, 2009), perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya, perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutya. Oleh sebab itu, lanjut Jumaris, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu, maka perkembangan selanjutnya akan mendapatkan hambatan.Â
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang begejolak dalam diri individu yang sifatnya didasari. Oxford English Dictionarymengartikan emosi sebagai sesuatu kegiatan atau pergolakan pikiran, prasaan, nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat. Selain itu, Daniel Goleman merumuskan emosi sebagai sesuatu yang merujuk pada suatu prasaan dan pikiran-pikiran khasnya, sesuatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Emosi dapat dikelompokkan sebagai suatu rasa marah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel atau malu.Istilah emosi berasal dari kata "emotus"atau "emovere"atau "mencerca"(to stir up) yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira mendorong untuk tertawa, atau perkataan lain emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri individu (Sujiono, 2009). Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti menigkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku internasional manusia .pengertian emosi adalah 'An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustement and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behavior'. Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang digeneralisasikan dalam penyesuaian diri dan mental sehingga dapat menerangkan siapa individu tersebut sesungguhnya dan ditunjukan dalam setiap perilakunya.Menurut Elizabeth B. Hurlock sebagaimana yang dikutip (Setiani, 2012)kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional sudah ada semenjak bayi baru dilahirkan. Gejala pertama perilaku emosional ini berupa keterangsangan umum. Dengan meningkatkan usia anak, reaksi emosional mereka kurang menyebar, kurang sembarangan, lebih dapat dibedakan, dan lebih lunak kerena mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan.Lindsley, berpendapat bahwa emosi disebabkan oleh perkerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan saraf berkerja sangat keras yang menimbulkan sekreasi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi perkerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Â
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah terkerjut, bahagia, sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah laku dan respon-respon fidiolog.
2. Melatih kemampuan pengembangan emosi membangun hubungan dengan orang lain (Latihan Kompromi) dengan media smart box
Kompromi atau kerjasama bisa kita latih pada anak sejak dini, hal ini akan membentuk kepribadian anak kearah yang positif, melalui kerja sama ini nantinya anak akan terbiasa untuk hidup tolong menolong antara sesamanya, dan bisa diajak untuk kerjasama. Selain itu, social anak akan berkembang dengan sempurna. Adapun bentuk kegiatan yang dapat kita lakukan untuk anak dalam bentuk kompromi ini adalah dalam hal bermain peran atau dalam proses belajar kita ajak anak bekerja sama untuk terbentuknya suatu pembelajaran yang sempurna dan tujuan pembelajaran tercapai. Pengembangan kemampuan membina hubungan melalui latihan kompromi dalam konteks emosional anak usia dini memerlukan pendekatan yang sensitif dan sesuai tahap perkembangan. Melatih kemampuan pengembangan emosi melalui latihan kompromi dengan media smart box merupakan pendekatan inovatif yang dapat membantu individu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Smart box, sebagai alat bantu interaktif, dapat dirancang untuk mensimulasikan situasi sehari-hari yang membutuhkan keterampilan komunikasi, empati, dan negosiasi. Dalam latihan ini, pengguna dihadapkan pada skenario konflik atau perbedaan pendapat yang memerlukan kompromi untuk mencapai solusi bersama. Proses ini melibatkan identifikasi kebutuhan pribadi, mendengarkan sudut pandang orang lain, serta mencari titik temu yang saling menguntungkan. Dengan menggunakan smart box, anak dapat berlatih secara aman dalam lingkungan simulatif, sambil menerima umpan balik secara langsung tentang cara mereka menangani situasi emosional tersebut. Latihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial, tetapi juga membantu mengembangkan pengendalian diri, fleksibilitas emosional, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang harmonis dan penuh pengertian
3. Pengertian media Smart Box Spongebob
Smart box secara istilah berasal dari bahasa Inggris yang berarti kotak pintar. Smart box adalah sebuah alat atau media yang berbentuk kotak yang didalamnya diisi dengan gambar dan juga kata-kata yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar menarik perhatian siswa dalam belajar (Polinda & dkk, 2023). Media smart box merupakan media yang memuat gambar beserta materi yang digunakan oleh pendidik ketika pembelajaran untuk merangsang antusias dan perhatianpeserta didik terhadap materi yang dijelaskan oleh pendidik. Sukaryanti mengungkapkanbahwa media smart box dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karenatampilan gambar dan warnanya serta melibatkan peserta didik untuk menggunakannya secara langsung (Cahyaningtyas, Endang, Vivi et al, 2019 Sedangkan menurut (Sukaryanti & Dkk, 2023) kotak pintar adalah media yang berbentuk kotak yang memiliki dua sisi, satu sisi berisikan materi belajar dan sisi yang lain berisikan pertanyaan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa smart box adalah media yang berbentuk kotak yang berisikan materi belajar sehingga dapat menarik perhatian peserta didik dalam belajar. Smart box dalam penggunaannya memiliki manfaat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik karena terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan peningkatan konsentrasi belajar peserta didik (Oktavia et al., 2024).
Dalam konteks pengembangan kemampuan emosional, Smart Box dapat berisi kartu aktivitas, teka-teki, alat peraga, permainan peran, atau simulasi yang mendorong anak atau pengguna untuk memahami dan mengelola emosi dengan lebih baik. Smart Box sering kali dilengkapi dengan elemen interaktif yang membuatnya lebih menarik, seperti panduan audio, visual, atau teknologi digital untuk memberikan pengalaman belajar yang dinamis dan menyenangkan. Konsep ini membantu pengguna khususnya anak-anak belajar melalui eksplorasi, praktik langsung, dan pengalaman nyata. Smart Box tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran, tetapi juga sebagai alat untuk mengasah keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan pengendalian emosi dalam situasi tertentu.
4. Langkah-langkah Penggunaan Media Smart Box Spongebob
Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran Smart Spongebob
langkah pertama yaitu permainan mengikat tali sepatu, pada langkah pertama anak diinstruksikan untuk mengikat tali sepatu sesuai dengan imajinasinya masing-masing. pada bagian ini anak-anak akan bekerja sama secara kelompok berdiskusi dan saling menolong dalam bermain.
langkah kedua yaitu permainan menyusun wajah SpongeBob pada langkah ini anak diinstruksikan untuk memasang bagian wajah SpongeBob dengan tepat. pada langkah ini berkelompok bekerja sama dan berkompromi dalam menyelesaikan langkah permainan ini.
langkah ketiga yaitu permainan menyusun krabby patty pada langkah ini anak secara berkelompok menyusun krabby patty sesuai dengan kartu perintah yang telah dipilih oleh anak dan menyusun krabby patty sesuai dengan kartu perintah di sini anak secara berkelompok menyelesaikan permainan dengan kerjasama yang kompak.
langkah terakhir yaitu memori game , pada langkah ini guru akan meletakkan kartu pada tiap-tiap saku dengan kartu gambar karakter SpongeBob dan anak secara berkelompok mengingat karakter dan letaknya selama 10 detik, kemudian guru akan membalik kartu tersebut dan anak secara berkelompok menyusun karakter SpongeBob sesuai dengan kartu di saku dengan tepat. di sini anak dilatih secara berkelompok bekerja sama dan berdiskusi untuk menyelesaikan memory game.
5. Manfaat dari Media Smart Box Spongebob
membantu meningkatkan koordinasi tangan dan mata serta keterampilan motorik halus anak
Dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak melalui interaksi dengan karakter Spongebob yang lucu dan menarik.
anak-anak belajar berinteraksi, berbagi, dan bekerja sama, yang penting untuk perkembangan sosial mereka.
Mencocokkan gambar dan menyelesaikan tantangan mengajarkan anak untuk berpikir kritis dan menemukan Solusi
 Aktivitas yang membutuhkan fokus dapat membantu meningkatkan perhatian anak.
Anak belajar berinteraksi dan bekerja sama saat bermain dengan teman-teman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengembangan media smart box dalam pengembangan kemampuan membina hubungan dengan orang lain melalui latihan kompromi adalah berupa produk dalam bentuk alat permainan edukatif.Berdasarkan analisis kebutuhan bahwa pengembangan emosional dalam membangun hubungan dengan orang lain dengan latihan kompromi ini dilakukan di Pantai gajah dengan subjek penelitian anak Pantai gajah yang berumur 5-6 tahun.Adapun langkah dalam melakukan analisis kebutuhan ini yaitu dengan cara Teknik cheklis dengan beberapa indikator perkembangan emosional anak.Berikut di paparkan hasil analisis dari Teknik ckelis yang dilakukan.
Dari data diatas, diketahui bahwa ada beberapa hal yang yang perlu diperhatikan bahwa tujuan dari penelitian ini tentu untuk melihat pengembangan emosional anak 5-6 tahun.Dari hasil ceklis diatas ditemukan bahwa media smart box spongebob ini mampu mengembangkan atau membuat anak untuk bekerja-sama sehingga meningkatkan kemampuan anak dalam membangun hubungan dengan orang lain.Selain itu dapat kita ketahui bahwa interaksi atau Kerjasama dalam sebuah kelompok akan menghasilkan kinerja atau prestasi yang baik menurut Denham (Layla Sri, W. 2020)
Selain itu dari kegiatan-kegiatan media smart box spongebob ini dapat merangsang aspek perkembangan anak laiannya yaitu aspek kognitif. Dalam permainan, aspek ini dapat berkembang melalui aktivitas seperti mengatur strategi, menyelesaikan teka-teki, atau memahami aturan permainan.Pada permainan tersebut anak akan berfikir untuk menyelesaikan suatu permainan yang dilakukannya, yaitu mengingat kembali posisi permainan yang akan dia mainkan.Aspek Motorik, dalam permainan, aktivitas seperti memanipulasi objek atau bergerak sesuai kebutuhan permainan membantu melatih keterampilan ini.aspek motorik anak terasah karena mereka memindahkan, memegang dan menyelesaikan permainannya dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H