Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di https://tiknan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Hati - Hati, Menyumpahi Orang Akan Makan Diri

25 Maret 2015   11:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:03 6277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati - hati mengeluarkan sumpahan baik kepada keluarga sendiri maupun orang lain. Sumpahan atau kutukan adalah doa yang berisi kejelekan yang ditujukan kepada orang maupun makhluk lain. Hal tersebut terjadi mungkin karena kejengkelan hati atau rasa marah yang tertahankan. Ingat : sebelum kutukan itu menimpa orang lain maka kutukan itu akan menyasar si empunya kutukan dulu, yaitu si pengutuk.

Sebaliknya jika anda menebarkan berkah maka sebelum orang yang anda doakan mendapan berkah maka berkag akan lebih dulu datang kepada anda. Ucapan berkah adalah kebalikan dari sumpahan atau kutukan. Ianya adalah doa baik yang anda tujukan kepada orang lain.

Mengapa hal itu  bisa terjadi ? Semata - mata adalah karena keadilan Ilahi yang bersanging dengan sifat Rahman-Nya, welas asih-Nya. Sesetengah ilmuwan mengatakan bahwa air mampu menerima dan merekam ucapan manusia, baik itu ucapan kutuk maupun berkah. Padahal dalam dalam diri tubuh manusia mengandung mayoritas bahan air. Sehingga tubuh kita sendiripun merekam segala ucapan dan emosi kita. Belum lagi alam sekitar yang juga banyak mengandung air baik udara, tumbuhan, bumi dan sebagainya. Bukankah semua itu menrekam ucapan kita juga.

Lebih dari pada itu, yang mesti kita ingat adalah rumus kehidupan ini : Makhluk di alam semesta ini adalah 'Wajah-Nya', semua makhluk adalah 'perwakilan-Nya', diatas itu semua tentu lebih khusus lagi adalah manusia. Manusia adalah khalifatullah fil ardli, wakil Tuhan di bumi. Jadi apapun perlakuan kita kepada sesama makhluk maka itu dinilai sebagai perlakuan kita kepada-Nya. Jika kita menebar kasih kepada sesama makhluk maka kita juga akan mendapatkan cinta kasih Allah. Sebaliknya jika kita menyakitkan sesama makhluk tentu DIA Yang Empunya segala makhluk ini yang akan tidak terima, maka kitapun akan mendapatkan balasannya juga.

Bagaimana jika sudah terlanjur menyakitkan sesama maklhuk ? Contoh pada artikel ini adalah menebar kutkan kepada sesama, maka jalan satu-satunya adalah mohon ampunan kepada Tuhan Sang Pemilik Makhluk sekaligus minta maaf kepada maklkuk atau orang yang kita sakiti atau kita kutuk tadi, selagi hal itu memungkinkan. Tebusan berikutnya adalah berusaha sebisa dan sesering mungkin 'menyenangkan' sesama makhluk dengan harapan mendapan ridlo Allah.

Ingatlah pada hukum sebab akibat, dosa pahala ataupun karma. Semua itu tiada putusnya. Yang mampu memutus hanyalah rahmat Allah. Karena itu dianjurkan banyak-banyak istighfar. Contoh kasus yang saya temui sebenarnya banyak sekali, namun lain kali saja disambung lagi.

Salam, Tiknan Tasmaun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun