Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di https://tiknan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Antara Akun Kloning, Nasi Bungkus dan Narsis

6 September 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pertama, penulis bukan hendak membahas masalah akun terverifikasi atau tidak. Atau akun memakai data diri (nama dan lain-lain) asli atau samaran. Bukan itu yang penulis hendak  perbincangkan. Mengapa ? Karena berbagai penulis dengan profil nama samaran sudah lumrah di dunia penulisan. Biasanya terkenal dengan istilah nama pena atau nick-name.

Yang penulis bahas adalah berbagai fenomena akun abal-abal alias kloningan dan hubungannya dengan pemanfaatan akun-akun tersebut untuk meraih 'predikat teraktual dan ter-ter lainnya. Fenomena ini ada hubungannya dengan kenarsisan kompasianer yang 'sungguh ter-la-lu' bahkan hingga tiap tanggapan dari kawan kompasianer lainnya yang berbeda pendapat langsung dipancung tanpa ampun.. Kemudian muncul akhir-akhir ini, menjelang pilgub putaran kedua DKI, apa yang dijuluki akun nasi bungkus.

Mulanya penulis tidak percaya bahwa artikel yang bisa muncul dalam katagori 'teraktual' misalnya itu karena hasil rekayasa. Sumpah mati saya kagum dengan para penulis yang tiap tulisannya selalu masuk katagori 'teraktual' ini. Namun dengan membaca artikel @katrokelana yang berjudul "Adi Supriadi Punya Tuyul?" maka penulis jadi paham bahwa tidak semua artikel 'teraktual' itu betul -betul teraktual dalam arti yang sesungguhnya.

Pada artikel tersebut saudara katrokelana menyoroti tulisanAdi Supriadi,pada artikel:  "http://hukum.kompasiana.com/2011/09/20/rok-mini-memperkosa-otak-laki-laki-foto/”> "rokmini memperkosa laki-laki "yg di-vote oleh 31 orang kompasianer, sy pikir ini adalah jumlah vote yg fantastis, mereka yg mem-vote di antaranya adalah:

1.Adi Supriadi (si penulis artikel sendiri), Tanggal Gabung 10 Desember 2010, Jumlah Teman 2074, Jumlah Tulisan 567, Jumlah Komentar 3811, Pilihan Vote Aktual
2.Lintang-Lintang, Tanggal Gabung 4 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
3.Muhammad Amir, Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 1, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
4.Edi Silikon,Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
5.Prof Rere, Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
6.Yani Suryani, Tanggal Gabung 4 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
7.Cepot, Tanggal Gabung 5 Juli 2010, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
8.Joe Smith, Tanggal Gabung 24 Mei 2010, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
9.Azka Nora, Tanggal Gabung 20 Juli 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
10.Alosyius Dwi W, Tanggal Gabung 16 September 2011, Jumlah Teman 11, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual"....

Saudara Adi Supriadi yang dibahas oleh Sdr Katrokelana ini adalah kompasianer aktif yang dalam profilnya punya banyak  profesi hebat yaitu :Writer, Trainer dan Public Speaker.

Nah, mengenai kenarsisan ini ada juga keluhan dari Saudara Abu Kemal yang menulis artikel "Adi Supriadi Kompasianer Tak Beretika". Dalamtulisan tersebut beliau mengeluhkan tindakan Adi Supriadi yang suka menghapus komen dari pembaca / kompasianer lainnya di lapaknya. "Nickname nya di Kompasiana adalah Adi Supriadi, profilnya di embel2i sangat banyak keterangan yang hebat2,  tetapi dengan pengalaman bagaimana diasuka  se-mena2 menghapus komentar yang ditulis pembacanya, terus terang saya jadi ragu dengan keaslian”segala” yang dia cantumkan di profil.Jika segudang kehebatan yang dia tulis rinci di profilnya itu benar, maka  dia pastilah masih punya etika terhadap pembacanya", demikian sebagian tulisan dalam artikel tersebut.

Mengenai hal ini juga penulis sendiri alami. Pada artikel Sdr Adi Supriadi yang berjudul"Mengintip Strategi Prabowo Menangkan Jokowi di Putaran Kedua Pilkada DKI" saya sempat memberikan komen yang isinya menyetujui tanggapan kompasianer lain. Berikut juga saya tulis "kok tumben, biasanya mendapat vote teraktual banyak dst". Nah selang tak berapa lama komen saya tersebut sudah dihapus.

Terakhir mengenai akun nasi bungkus. Adalah tulisan Sdr. Posma Siahaan yang sangat bagus dalam judul "Menjunjung Tinggi Azas Praduga Tidak Bernasi Bungkus", beliau menerangkan ciri-ciri akun nasi bungkus sebagai berikut :

1.Akun-akun itu baru muncul sesudah putaran pertama, karena ingin mengimbangi perang kampanye di dunia maya yang sebelumnya tidak tergarap dengan baik.

2.Gaya bahasa mendukungnya semurahan nasi dari beras lapuk berkutu yang lama tersimpan di gudang.

3. Membungkus dukungannya dengan data-data bermutu serendah kertas murahan dan daun pisang layu.

4. Mengikat kesimpulan tulisannya selabil gelang karet, karena data dan opini yang dibentuk dipaksakan supaya tidak tumpah.

5. Apalagi, jika diakhir tulisannya ditutup dengan pernyataan, ‘wani piro?’

Nah, rekan kompasianer sekalian, ternyata banyak macam akun di Kompasiana Rumah Sehat Kita Bersama ini. Perangai dari pemilik akun-akun ini juga bermacam-macam. Ada yang suka diskusi dengan nalar sehat, ada yang 'ngeyel', ada yang tendensius, narsis dan sebagainya. Bagaimana dengan Anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun