Kisah ini betul -betul terjadi pada tahun 2007 yang lalu. Sebut saja namanya Ms. Titi. Saat itu saya lagi ada di Pulau Pinang Malaysia.
Suatu tengah malam saya dipanggil datang ke rumah kawan. Ternyata di situ tergeletak seorang perempuan muda yang lagi sakit keras. Dia ini berasal dari Jawa Timur, sedang bekerja di tempat majikan Cina di Pinang.
Menurut sang majikan perempuan ini sudah dirawat di ‘hospital’ selama satu bulan lebih dan sudah menghabiskan biaya kurang lebih tujuh ribu ringgit atau setara dengan dua puluh satu juta rupiah. Pun begitu keadaannya bertambah parah.
Kemudian saya berdoa dan ‘bekerja’, berusaha menghilangkan penyakit yang dia derita. Karena menurut firasat bathin saya memang ada ’sesuatu’ dalam perutnya namun ’sesuatu’ itu tidak mungkin bisa dideteksi oleh alat medis.
Alhamdulillah, atar pertolongan Dia maka keluarlah ’sesuatu’ tersebut. Seketika juga si sakit ini bisa bangun dan minta makan. Dia tinggal selama dua minggu di rumah kawan ini. Setelah waktu dua minggu itu maka dia sudah sembuh total seperti sedia kala.
Setelah sembuh maka saya tanya, apakah ada terjadi permusuhan dengan seseorang, karena menurut pengetahuan saya ’sesuatu’ yang bersarang di perutnya ketika dia sakit itu sepertinya ‘dikirim’ oleh seseorang.
Sambil nangis kemudian dia bercerita bahwa dia memang telah melakukan kesalahan pada seseorang. Sebagai janda kembang yang masih ‘bahenol’, cantik lagi, tentu banyak cowok yang menggoda, baik cowok singel maupun yang sudah beristeri. Suatu hari ada cowok yang menggoda. Ketika itulah dia mengata-ngatai laki-laki itu dengan kata-kata yang sangat tidak pantas.
Rupanya itulah asal muasal masalahnya. Si lelaki tersebut merasa sangat sakit hati kemudian dilampiaskan dengan cara minta tolong bomoh [ dukun ] untuk mengirim energi negatif pada perempuan itu yang kemudian mengakibatkan dia sakit.
Nah ini menjadi pelajaran berharga bagi kalian para perempuan baik yang masih gadis maupun para janda kembang. Hati-hati jangan mudah menghina orang. Jika tak sudi pada ajakan seseorang, tolaklah dengan sopan. Jangan tolak dengan cara yang menyakitkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H