Iseng aku mampir di salah satu warung di pantura Jawa Timur ini. Ngopilah gitu. Ada dua pelayan di situ. Yang satu masih muda, lingkungan umur delapan belasan. Nampak manis raut wajahnya. Yang satu lagi lingkungan umur tiga puluhan.
Saya ngobrol dengan yang muda itu. Dia bercerita baru lulus smu. Nggak ada biaya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Cari kerja formal susahnya setengah mati. ( Gitu kok kata penguasa republik ini ekonomi sudah bertambah maju ya ?….). Terpaksalah dia kerja di warung itu. Iseng-iseng kami bertukar nomor handhone.
Nggak lama kemudian datanglah pelanggan lain. Laki-laki paruh baya. Gantian si perempuan ini ngobrol dengan laki-laki ini. Nampak akrab sekali, bahkan cenderung terkesan mesra. Si laki ini bawa mobil. Sebentar kemudian mereka pergi ke luar. Entah ke mana.
Selang dua bulan kemudian saya mendapat panggilan telepon dari gadis penjaga warung tersebut. Dia ngundang saya untuk datang ngopi di warungnya lagi.
Rupanya dia mendengar dari orang lain bahwa saya berprofesi sebagai praktisi pengobatan alternatif. Dia tanya apakah ada obat atau jamu untuk nggugurin kandungan. “Haaaaa…., kamu hamil ?” tanya saya. “Nggak Pak, bukan saya, tetapi kawan.”
Namun dari nada bicaranya saya yakin bahwa dia sendirilah yang mengalami musibah itu. “Maaf Dik, saya nggak tau” jawab saya. “Saya nggak ada obat untuk itu, tapi kalau untuk membuat ‘anumu’ kembali sempit kayak milik gadis, nah itu aku ada. Maaf ya, nggak bisa bantu,” jawab saya mengakhiri obrolan.
Salam,
Tiknan Tasmaun,.... .......mampi di blog wordpressku ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H