Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penggenapan

25 Desember 2024   21:16 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada batas terang itu cahaya berlalu
tertahan pada garis abu-abu
gelap menyerang dan meracu
pelan tersibak bubuk mesiu
denting peluru saling beradu
sesekali tensi terhenti lalu lanjut lagi
pada satu henti selongsong berganti
angin dingin menghampiri
dua kubu masuk menghatkan diri
tak lama madah berkumandang
mengundang prajurit keluar kandang
gumam menjadi lantunan
menghantar pada damainya salaman
mempersembahkan perdamaian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun