Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlalu

25 November 2024   07:47 Diperbarui: 25 November 2024   08:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lihat para jenazah berdiri berbaris
para jiwa terkubur hidup-hidup dalam lubang nasib
ratusan nabi tak mampu membangkitkan
bahkan takdir pun hanya bisa menatap meratap
hidung mereka tertambat keluh dunia
dunia yang dikendalikan nafsu penguasa
konon hanya angin malam mampu mengobati
lewat sepi hening malam tersirat mantra sakti
Namun sayang,
mereka di kandang sebelum malam
tak kunjung datang singgah dalam diam
dan aku pun turut berlalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun