Lembayung berhias rona merah awan tipis
Pada lurus jalan bertitik lampu jalan tergaris
Kita melambat, terlena lalu tertambat
Kota hujan itu terpeluk rupa bumi menjulang
Bermahkota empat anak pucuk terupa tenang
Gaib sihir angin rapuh menyapu
Seketika curi bawa rambut mu
Pipi dan bahu padu bersatu
Menjelma daun asoka bertengger kupu
Buat pucuk cemara cemburu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!