Pagi itu hujan hingga jam delapan
Ku putuskan untuk tetap jalan
Isi perutku bergelinjang tanda harus makan
Kajian ku seputar soto sebagai pengganjal adalah tepat adanya
Setepat kau menggerogoti pikiran ku hingga menjadi cacahan kol
Sepanas kuah soto yang disiram pada kakunya keseharian ku
Seindah cercahan daging ayam, meski tak banyak tapi cukup melezatkan kecapan ku
Seasam jeruk nipis yang diperas dengan sendu pada kulatnya imajinasiku tanpa mu
Tak lupa ku lahap nasi untuk memadatkan semua asa ku pada mu
Setelah seisi mangkuk soto dilumat tekad ku,
Ku teguk secangkir teh hangat demi melancarkan rencana ku
Ahh nikmat, kan lebih bila manisnya senyummu turut berpartisipasi pada soto ku
Namun, hanya sambal kesukaanmu menemani lidahku menelan pedasnya rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H