Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Mari tersenyum dan bangkit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Soto Ayam

10 Mei 2020   01:00 Diperbarui: 17 November 2023   15:29 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi milik penulis

Pagi itu hujan hingga jam delapan
Ku putuskan untuk tetap jalan
Isi perutku bergelinjang tanda harus makan

Kajian ku seputar soto sebagai pengganjal adalah tepat adanya
Setepat kau menggerogoti pikiran ku hingga menjadi cacahan kol
Sepanas kuah soto yang disiram pada kakunya keseharian ku
Seindah cercahan daging ayam, meski tak banyak tapi cukup melezatkan kecapan ku
Seasam jeruk nipis yang diperas dengan sendu pada kulatnya imajinasiku tanpa mu

Tak lupa ku lahap nasi untuk memadatkan semua asa ku pada mu
Setelah seisi mangkuk soto dilumat tekad ku,
Ku teguk secangkir teh hangat demi melancarkan rencana ku
Ahh nikmat, kan lebih bila manisnya senyummu turut berpartisipasi pada soto ku
Namun, hanya sambal kesukaanmu menemani lidahku menelan pedasnya rindu

Baca juga: Remahan Malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun