Mohon tunggu...
TIKHO BORNEO
TIKHO BORNEO Mohon Tunggu... Editor - 포도밭에서 일하다 ( MAHASISWA )
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ladies And Gentlemen !!! Menulis Yuk, Gas Ken !!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

St. Germaine Cousin - Menanti Pelukan Terakhir Sang Bunda

24 Juni 2023   10:54 Diperbarui: 24 Juni 2023   11:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : the living church-Makam Germaine

sumber gambar : faith Magazine
sumber gambar : faith Magazine

Demikian terjadi, setelah menanti belasan tahun, doanya dikabulkan tuhan. Pertobatan itu terjadi di akhir hidup Germaine. Penderitaan sekian tahun dengan bekas luka di sekujur tubuhnya, adalah tanda penolakan sang ibu tiri. Tapi diakhir hidup Germaine, Armande merawat dan membalur seluruh luka-luka sang putri. 

Derasnya air mata mengalir di pipih Armande tanda penyesalan, tak mengusik kebahagiaan hati Germaine. Ia bersukacita atas kembalinya sang bunda dalam pelukan. Pelukan hangat itu juga menjadi pelukan pertaman dan terakhir sebelum Germaine tutup usia. Sebuah gaun indah dengan mahkota diletakkan di kepala sang anak. Ia meninggal kala usia terbilang muda, 22 tahun. Jasad Germaine dimakamkan di Gereja Pibrac, satu-satunya tempat yang ia anggap sebagai rumah dan dikunjungi nya setiap hari. 

PELINDUNG ANAK-ANAK 

Setelah 43 tahun sejak kematiannya, makam Germaine dibongkar. Kebetulan saat itu ada keluarganya yang meninggal dan ingin dimakamkan selokasi dengan Germaine. Begitu para penggali kubur membongkor makam dan membuka peti Germaine, mereka kaget karena jenazahnya tidak hancur. Berita ini lagi-lagi tersebar keseluruh pibrac.

Jasad Germaine dimakamkan kembali dalam peti kaca dan diletakkan di bawah altar Gereja Pibrac. Umat Pibrac sudah menganggap Germaine sebagai Oranv kudus meski tahta suci belum mengeluarkan keputusan resmi. Sejak saat itu, banyak orang datang dan berdoa lewat perantaraan Germaine. 

Banyak kesaksian tentang mujizat yang terjadi lewat perantaraan Germaine salah satunya dialami oleh istri bangsawan Francois de Beauregard. Mulainya, istri Francois mengutuk devosi kepada Germaine dan menyuruh orang agar jasad gadis itu di simpan di sakristi. Ketika kembali kerumah selang beberapa hari, ia dan anaknya sakit keras dan nyaris mati. Beruntung nyawa dia dan anaknya tertolong setelah meminta maaf dan meletakkan kembali peti Germaine di tempat semula. 

Berdasarka beberapa mukjizat, pada 1843 Takhta Suci secara resmi membuka proses penggelaran kudus Germaine. Pada 7 Mei 1854, Bapa suci Pius IX membeatifikasikan. Lalu Paus yang sama menganonisasikan Beata Germaine sebagai santa 29 Juni 1867. Gereja mengenang teladan iman dan hidup pelindung anak-anak terlantar dan korban kekerasan tiap 15 juni.

Input sumber gambar : the living church-Makam Germaine
Input sumber gambar : the living church-Makam Germaine

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun