Mohon tunggu...
Kalamanthana
Kalamanthana Mohon Tunggu... Atlet - Long Mission

mencari pengalaman dan rasa ingin tahu tentang kehidupan sehari-hari di masyarakat sekitar dan warga negara indonesia tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jadi Tuan Rumah Bukan Jadi Kuli di Tempat Sendiri

22 September 2019   13:24 Diperbarui: 22 September 2019   13:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal perusahan masuk, di kalimantan barat, kabupaten ketapang, desa randai, dusun bakung, pada Tahun 2007 yang lalu. sebuah perusahaan perkebunan minyak  kelapa sawit yaitu pt. SINARMAS, yang saat itu masuk ke desa kami. Dengan syarat menyerahkan lahan dan tanah kami ke pada mereka agar di jadikan perkebunan kelapa sawit. Dan dengan uang koplingan sebulan sekali perusahaan wajib memberi uang itu kepada kami. Dengan hal itu kami menyerahkannya begitu saja tanpa mempertimbangan apa dampak negatif nya dan masa depan bagi anak cucu nya. Saat itu masyarakat tidak tahu apa -apa jika mereka menyerahkannya . Akhir nya mereka menyerahkan lahan dan tanah mereka, hanya beberapa hektare saja tanah yang mereka miliki sisa nya sudah mereka serahkan ke perusahaan untuk perkebunan kelapa sawit.

Dari situ perusahaan mulai membibitkan kelapa sawit nya, mulai dari pre nursery ( pembibitan awal ) dan main nursery (pembibitan utama ). Perusahaan memperkerjakan masyarat yang ada di desa maupun dusun waktu itu gaji nya lumayan besar yaitu 1HK Rp95.000, dengan menerima gaji 2 minggu sekali. Kali kan aja ya dua minggu sekali udah 1.280.000. bulan demi bulan Tahun pun demi akhir nya kelapa sawit mulai dewasa, dan perawatan nya pun perlu di perhatikan demi keberlangsungan tanaman tersebut, banyak peluang kerja yang ada di peruhaan tersebut mulai dari perawatan, sampai pasca panen. Sebagai mandor, harus siap memperhatikan karyawaan nya saat bekerja agar mereka tidak curang.

Dalam kerja sama team pun sangat perlu antara manager,asisten dan mandor/ krani. Hal ini akan mempelancarkan perkebunan kelapa sawit. Ke banyakan dari masyarat selesai pinjir pagi ceklok pulang hal ini tidak akan maju ke depan nya jika terus begini maka dari hal itu lah perlu ke tegasaan dari asisten dan mandor yang mengawasi di lapangan. Akhirnya 2 minggu sudah tiba para pekerja menerima gajinya,"mereka ada yang tidak trima gaji nya kurang"akhirnya mereka demo hal ini patut di pertanyakan bagi masyarakat yang selesai ceklok pulang, bukan ke salahan perusahaan kalau gaji mereka kurang, hal ini jadi pelajaran kita bahwa kita mensyukuri bisa bekerja.

Pada Tahun 2010, kelapa sawit mulai di produksi di pks ( pabrik kelapa sawit ) dan siap di antar ke kota, melalui jalur air. Kini kelapa sawit sudah tinggi hampir 4 m, dan perusahaan membawa pekerja dari luar kalimantan, pekerjaan mereka tidak di ragukan lagi dan niat mereka untuk bekerja sangat gigih sekali.

Untuk ke hidupan sehari-hari masyarakat kalimantan adalah mencari ikan, memasang pukat, memancing, dan memasang bubu. Mereka juga telah menanami tanah mereka dengan sawit, dan tidak di ragukan lagi bahwa kelapa sawit dapat memenuhi ke hidupan sehari-hari bahkan bisa membeli motor dengan uang yang di hasilkan dari buah sawit tersebut untuk di jual. Dengan harga sawit 1 kg 1500 kali kan saja satu tandan kelapa sawit yang berat 10 kg.

 Terkadang juga harga buah sawit menurun nya sangat jauh sekali, jika harga nya menrun hanya 700 kg, belum lagi upah untuk orang yang memanennya.

untuk dari itu, mau hemat panen sendiri jadi tidak mengeluariin biaya. Untuk perawatan kebun pribadi minimal 1 minggu 2 kali, pemberian pupuk nya 3 bulan sekali. Hal itu akan menambah berat buah kelapa sawit dan memperbesar pertumbuhan batang kelapa sawit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun