Bumbu merah yang dapat dibeli. Bumbu ini bisa dipakai untuk membuat sate, ataupun bahan untuk melakukan tumis dengan aneka daging atau sayuran ataupun tahu/tempe/telur, atau bisa juga digunakan untuk sambal cocol. (Dok. Kompasiana Jogja)
Wah ternyata benar. Begitu sate matang dan langsung disajikan, saya pun langsung melahap si sate merah ini. Begitu digigit, terasa empuk dan bumbunya merasuk hingga ke dalam. Nah, itulah kenapa saya malah ketagihan dengan sate merah yang tidak hanya memiliki cita rasa pedas namun juga gurih dan sedikit manis ini.
Satu lagi jangan berprasangka akan rasa pedasnya yang membara ya karena rasa pedas sate merah ini masih tergolong normal kok. Jadi bagi anda yang kurang begitu suka dengan makanan pedas tapi suka dengan menu sate yang juga memiliki rasa gurih dan manis, ini masih recommend loh.
Beberapa foto pengunjung Mancanegara yang singgah untuk menikmati sajian di Sate Ratu Yogyakarta. (Dok. Pribadi)
Menu andalan kedua Sate Ratu adalah lilit basah. Ini menu favorit juga di sini karena menu ini pun unik dan beda dari sate lilit khas Bali pada umumnya. Uniknya di mana sih!?
Nah, bukan hanya berinovasi dengan mengubah bentuk namun juga proses memasaknya pun berbeda. Berbeda dengan sate lilit yang biasanya dibakar atau dipanggang, lilit basah ini justru dikukus dan digoreng. Sate lilit pada umumnya dibentuk dengan tusuk, lain halnya di Sate Ratu. Menu lilit basah ini disajikan tanpa tusuk dan setelah daging dicincang lalu dibentuk kotak. Nah, itu sebabnya kata sate dihilangkan sehingga menjadi lilit basah agar tidak menimbulkan salah persepsi dari pengunjung ketika memesan menu ini. Proses memasak lilit basah cukup dikukus lalu digoreng dengan mentega.
Inovasi yang kreatif bukan!? Hal ini tidak saja lebih menghemat waktu dalam proses memasak, tetapi Fabian Budi Seputro owner dari Sate Ratu ini menuturkan ia juga ingin turut serta dalam misi menyelamatkan bumi dengan mengurangi penebangan dan mengurangi sampah.
Berbincang dengan Pak Budi owner dari Sate Ratu Yogyakarta. (Dok. Pribadi)
How does the lilit basah taste?
Kalau istilah kekinian rasanya mantul (mantab betul)! Kenapa bisa mantul? Ini nih yang membuat lilit basah semakin istimewa, selain rasanya gurih, sedikit pedas dan manis lilit basah ini dilengkapi dengan siraman kuah dari hasil proses mengkukusnya. Awalnya, saya mengira kuah tersebut memang sengaja dibuat untuk melengkapi lilit basah. Ternyata kuah tersebut adalah uap air hasil proses pengukusan daging yang telah dicincang.
Kebayangkan rasa manis dengan aroma yang gurih dan segar saat menyeruput si kuah lilit basah ini. Keistimewaan penyajian menu ini tak hanya sampai di situ, lilit basah juga dilengkapi dengan taburan bawang goreng dan irisan mentimun juga, wah semakin mantulkan!
Penasaran dengan menu lain yang tak kalah nikmat? Pingin ngobrol langsung dengan Pak Budi pemilik warung Sate Ratu Yogyakarta yang super ramah ini? Yuk langsung meluncur, kepoin, dan rasakan nikmatnya sensasi mencicipi menu-menu yang ada di Sate Ratu.
Lihat Foodie Selengkapnya