Mohon tunggu...
Tika Sinaga
Tika Sinaga Mohon Tunggu... Pengacara - A dedicated Worker

Corporate Lawyer at MAPLAW I Board of Trustee of The Lantern of Land and Nation Foundation I Worker I Blogger I Passions in Coffee, Violin I Anti Smoking Activist I

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Juta Rupiah per Kamera di Hutan Mangrove Wisata Alam Pantai Indah Kapuk

29 Juli 2014   05:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 13982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14147977171230202656

"Pertama, di pintu masuk saya tidak lihat tanda kamera dilarang. Kalau dilarang mengapa lalu berbayar??. Kedua, Itu adalah jawaban tertolol yang pernah saya dengar! Mosok kamera di charge 1 juta per kamera dengan alasan kalian harus bayar gaji dan maintenance di wilayah hutan ini, boss-mu namanya siapa"?, tanya saya.

"Namanya Ibu Murni Herawati Harahap, bu", jawab Sahid. Teman saya mencatat.

"Umur berapa sih bossmu? Dia tidak tahu yah bahwa justru jika hutan Mangrove ini dipromosikan di Social-media, akan lebih banyak orang mengerti dan mendapat edukasi mengenai Hutan Mangrove dan yang datang malah lebih berlipat-lipat lagi", jawab saya

"Umurnya sekitar 70-an bu", jawab Ahmad, salah satu penjaga hutan berseragam hijau.

"Hah?? Oh jadi yang membuat ketentuan 1 juta rupiah per kamera ini adalah bosmu yang berumur 70 tahun-an itu?" tanya saya masih dengan mata membelalak. Semua mengangguk serempak. Dalam hati saya, "mungkin si-boss yang mewakili generasi jadul itu  bahkan tidak punya akun facebook".

Para petugas bertahan meminta kami untuk menitipkan kamera-kamera kami dan Ipad/Tablet di tempat penitipan yang menurut kami tidak layak sebagai tempat penitipan barang-barang kami yang semua cukup mahal harganya.

Akhirnya kami dan beberapa rombongan yang kebetulan juga ada disana berbalik arah dan saya minta semua karcis-karcis masuk kami dikembalikan. Para petugas setuju dan mengantarkan kami ke Mobil dan mengembalikan karcis masuk yang kami sudah bayarkan. Di kaca loket keluar nampak ada tanda kamera dengan silang yang sangat kecil dan pasti terlewatkan semua orang. Pertanyaan besarnya adalah jika kamera memang dilarang mengapa di dalam  dikenakan biaya 1 juta rupiah per kamera?

Didalam mobil kami masih terus bertanya-tanya ada apa dengan mereka, membuat policy seperti itu, di jaman dimana informasi seperti air yang mengalir dalam setiap elemen kehidupan manusia. Bahkan harusnya tempat seperti Hutan Mangrove menjadi tempat wisata edukasi wajib bagi siswa-siswi di Negeri ini.

Saya bertekad akan mencari tahu dari instansi-instansi terkait, dan berjanji akan menanyakannya juga kepada  Jokowi Ahok

14147977171230202656
14147977171230202656

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun