Inilah kita, manusia dengan banyak semoga.
Berbekal cinta sepenuh dada, membawa kata ikhlas untuk bisa dibalas dengan rasa yang sama. Berharap bahagia ada di setiap detak nadi, ingin dimengerti dan dicintai segenap hati.
Tiada letih, mencari tempat pulang paling tenang untuk ditempati, yang mampu memberi hangat di kala pagi dan memberi dekap di malam hari.
Kadang keinginan tak berbanding lurus dengan kenyataan, ada saat ketika hati dipatahkan. Setia sebatas kata, padahal cinta yang diberi seluas Segara, tabahnya serupa Senja.
Kita pernah terbunuh oleh harapan yang terjatuh, ketika dia yang dijaga menjadi masa depan, tapi berakhir jadi masa silam.
Lalu kita menjadi hati yang begitu rela untuk memaafkan, tapi sukar untuk melupakan.
Maka berbahagialah kita, manusia yang tak pernah jera memeluk cinta, meski kadang dihantam nyeri berulang kali.
Kita mencintai sepanjang lelah, lalu cinta itu sendiri yang membuat kita semakin tabah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H