Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rasa yang Kutuang dalam Doa

13 Agustus 2023   10:35 Diperbarui: 13 Agustus 2023   10:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa jauh lagi jarak yang harus kutempuh untuk dapat sampai ke ulu hatimu?
Berapa waktu lagi yang harus kulipat agar dapat menatap manik matamu tanpa sekat?
Berapa malam lagi yang harus kulewati dalam ketersesatan rindu di rimbunnya belantara senyummu yang menjerat?

Sesungguhnya semua rasa telah kutuang ke dalam doa
Selaksa asa yang terpendam, kuperam pada satu munajat cinta
Meskipun kukuhnya gejolak sering dipatahkan oleh keraguanku
Hingga batinku terpacak bak sembilu menyayat pembuluh rindu

Malam mulai menua
Ribuan angan masih kuukir di bibir takdir
Menangkup isyarat semesta
Mengecup hening di kening nadir

Sahabatku,
Padamu segala tabah kupasrahkan
Karena hanya denganmu ingatanku berpulang
Dan sejauh apa pun kakiku melangkah
Rindu ini terlanjur menggerhana di relung jiwamu
Hingga kupastikan demi apa pun itu, inginku hanya satu

Semoga kamu kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun