Aku tak suka senja, kau tahu itu.Â
Tapi aku suka denganmu yang menyukai senja, kau juga tahu itu.Â
Entah kenapa, senja tampak lebih menenangkan jika aku menatapnya dari bola matamu.
 Tanpamu, senja hanyalah sekadar pendar jingga tanpa kehangatan yang menjaga.
Kita berbeda hampir dalam segala hal.Â
Kau yang menjadi pagi.
 Tapi dunia ini tak lengkap jika hari-hari diisi oleh pagi saja.
 Maka aku yang akan menjadi malammu. Aku akan menangkap lelahmu. Meninabobokkanmu.Â
Membuatmu terlelap, membawamu ke dalam dunia mimpi.Â
Namun,bagiku....
Mimpi akan tetap menjadi mimpi.Â
Tak pernah menjadi nyata.Â
Dan pagi akan tetap menjadi pagi.
 Tak akan pernah bersanding dengan malam.Â
Itulah peran perbedaan  menyatukan kita pada awalnya.Â
Tapi tak mampu bertahan pada akhirnya.
Lalu kita saling melepaskan.
Kita memilih tuk berjalan berlawan arah. Beredar pada orbitasi yang berbeda.Â
Tak saling sapa, hanya bisa bertukar doa. Yah Sekadar doa....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H