Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, Ini Maknanya!

19 November 2022   22:19 Diperbarui: 19 November 2022   22:41 3933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini gereja semesta merayakan hari raya kristus raja semesta alam. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam merupakan hari Raya terakhir dalam penanggalan liturgi sebagai penutup tahun liturgi. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam jatuh pada hari minggu sebelum dimulainya masa adven. Fokus dari perayaan ini adalah Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam.

Permenungan kita hari ini mengacu pafa Kristus sebagai Alfa dan Omega, Raja semesta, raja atas kehidupan kita sangat relevan dengan kehidupan kita setiap hari. Kita semua pasti tahu, seorang raja bertugas untuk memimpin, menuntun bangsanya kearah yang benar atau ke jalan keselamatan. 

Oleh karena itu, setiap pengikutnya diharapkan taat dan patuh terhadap perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Nah, satu pertanyaan sederhana untuk membantu kita merefleksikannya lebih jauh, Hingga saat ini sejauh mana saya mampu membiarkan Yesus meraja dihatiku ?

Idealnya ketika saya mampu membiarkan Yesus meraja atas hidupku atau hidup kita maka saya akan menjadi pribadi yang mampu mempersatukan dunia yang tercerai berai. Namun, dalam realita kehidupan tidak gampang untuk melakukannya. Dalam injil  hari ini dikisahkan tentang penderitaan Yesus disalib.

Dalam peristiwa ini disuguhkan kepada saya  tiga sosok pribadi dalam menghadapi situasi sulit. Tiga pribadi itu adalah Yesus dan dua penjahat lainnya. Ketika Yesus disalib bersama dengan dua orang penjahat, Yesus harus menanggung celaan, tuduhan dan kritikan pedas yang ditujukan kepadanya. 

Tapi Yesus tidak sedikitpun membalas atau menghiraukan ucapan tersebut. Dalam hal ini saya melihat kesetiaan Yesus sebagai putera Bapa yang harus menunaikan tugasnya hingga selesai yakni wafat di kayu salib.

Selain itu dua penjahat menggambarkan sisi kemanusiaan saya manakala menghadapi tantangan kerap memberontak. Menolak argumen-argumen dan berusaha membenarkan diri. Sementara penjahat yang satu berkata demikian " Yesus, ingatlah akan aku , apabila engkau datang sebagai raja " dan pada saat itu Yesus menjawab " Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan aku didalam firdaus" .

Ungkapan penjahat tersebut bagi saya merupakan suatu ungkapan yang dapat menggugah hati setiap pendengar. Didalam ungkapan itu tersirat penyelasalan yang amat dalam. Penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat kemudian ada niat untuk memperbaharui melalui seruannya kepada Yesus yang mengatakan ingatlah akan daku apabila Engkau datang sebagai Raja.

Melalui kisah penderitaan Yesus dalam injil yang telah kita dengarkan setiap kita dipanggil menjadi raja, yakni raja atas diri sendiri, raja atas pekerjaan sendiri, raja atas keluarga sendiri. Raja yang bertugas sebagai penuntun atau pemimpin. 

Menjadi raja tidak lah mudah, karena saya atau kita harus mengekang banyak keinginan atau kecenderungan yang tidak terarah. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi kita, bahwa kita sebagai anak-anak raja diberi kemampuan untuk melakukan segalanya dengan baik. 

Nah, agar kita layak dan pantas disebut sebagai anak-anak raja mari kita membiarkan Yesus meraja dalam hati kita dengan cara peganglah 3 kata kunci ini sebagai bekal dalam perjalanan menuju firdaus.

1. Setia

Yesus adalah Raja yang setia, dia tidak meninggalkan tugasnya meski harus  menanggung penderitaan yang dahsyat. Kita sebagai anak raja mari kita bertekun dan setia menjalani setiap proses kehidupan kita. Tidak ada kebahagiaan sejati yang didapatkan secara instan. 

Kesetiaan ini tentu menuntut pengorbanan, oleh karenanya kita harus siap menanggung segala resiko dari keputusan yang kita ambil. Kalau kita mengklaimm diri sebagai pengikut Kristus Raja semesta Alam tentu kita harus siap menanggung rasa sakit yang menghadang kita sebagaimana dialami oleh Yesus

2. Sabar

Ketika Yesus menderita disalib, orang banyak masih saja melontarkan cercaan dan tuduhan-tuduhan yang senonoh kepadaNya. Meski demikian Yesus tidak menunjukkan kebolehannya pada saat itu. Sebenarnya Yesus sanggup melenyapkan mereka karena Yesus adalah Raja , Dia memiliki Kuasa untuk itu.

Tetapi Yesus tidak membalas perbuatan keji itu. Sikap ini mau menunjukkan sekaligus mengajari saya untuk bersikap sabar dalam menjalani situasi sulit. Sikap sabar itu tentu akan nampak dari cara saya berbicara, cara saya bertindak dan cara saya bekerja. 

Semua akan indah pada waktunya. Kita tahu persis bahwa setelah Yesus menghembuskan nafas terakhirnya di kayu salib langit terbelah dua dan terjadilah angin badai yang membuat para algojo dan orang banyak sujud menyembah. Semoga kita selalu mengingat peristiwa ini dan menjadikannya alarm dalam kehidupan kita sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang mawas diri.

3. Tidak mudah menyerah. 

Yesus tidak menunjukkan sikap menyerah dalam kesulitas yang dialami, Dia juga tidak mengeluh kepada Bapanya. Yesus menunjukkan sikap ke hambaannya terhadap Bapanya. Dari sikap Yesus ini juga saya belajar bagaimana saya mampu menanggung rasa sakit sebagai mahkota dalam kehidupan.

Yesus menyediakan rahmat yang cukup bagiku untuk me;ewati itu semua. Sikap tidak mudah menyerah akan menuntun saya menjadi pribadi yang lebih gigih, mandiri dan dewasa. 

Oleh karena itu saya berani berkata Yesus adalah teladanku, Yesus adalah Rajaku dan Yesus adalah sahabatku,. Ini semua saya katakan tentu ada pengalaman real dalam perjalanan hidup. Yesus tidak menuntut posisinya sebagai raja atas diriku tapi ia menuntutku bersikap sebagai anak raja

Disamping ketiga hal utama tersebut saya juga mesti memiliki sikap Penyesalan terhadap kesalahan.Setiap kita tidak luput dari kesalahan sekalipun kita insan-insan pejuang kesempurnaan. Olej karenanya alangkah baiknya jika kita memelihara sikap penyesalan yang menunjukkan sikap tobat sepenuhnya.

Penyesalan yang disertai pertobatan tentu di kehendaki oleh Allah dan karena pertobatan ini Ia membawa kita ke Firdaus tempat dimana melimpah susu dan madu. 

Semoga ketiga bekal ini menjadi kunci sukses bagi kita dalam mewujudkan sikap pertobatan kita serta memampukan kita menjadi raja atas diri kita dan membiarkan diri kita dituntun oleh raja.

Mari kita menjadi raja-raja yang bijaksana di masa kini agar kita mampu merajut kembali dunia yang tercerai berai. Dunia kita membutuhkan orang-orang yang yang mampu merangkul. Jikalau tangan kita tidak sanggup memberi sedekah terhadap yang lain setidaknya mari kita panjangkan lisan kita sebagai pelepas dahaga bagi mereka.

Selamat merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun