Makna hidup ini bisa saya alamai bukan karena banyaknya saya menerima atau dapatkan melainkan dari sudah berapa banyak saya berbagi atau memberi . Tangan-tangan mungil tadi mengajariku untuk menyisihkan atau membagi rezeki kepada yang lain, menaburkan benih kebaikan pada saat berkecukupan jugapada saat kekurangan.Â
Ketika saya masih menggenggam rejeki itu bukanlah milikku saja melainkan itu adalah milik orang lain yang dititikan Tuhan ditanganku dan aku menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk mereka yang membutuhkan.
Memberi bukanberarti mengurangi,pun tidak akan pernah merugi. Memberi adalah aset atau investasi untuk hidup di akhirat nanti. Memang tidak mudah menjadi pribadi yang selalu menaruh tangan di atas, yang mampu bersedekah tanpa batas, memberi dengan ikhlas dan tak mengharap balas.Â
Namun, itulah yang menjadi tugas dan tanggung jawabku sebagai mahluk sosial. Tuhan menganugerahkan banyak rejeki kepada kita maka mari kita berbagi dengan mereka yang masih berkekurangan.
Saya sudah mencoba hal tersebut dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan dalam hidupku. Berbagi itu indah dan ingat rejeki yang kita miliki bukanlah milik kita sendiri melainkan itu adaah titipan Tuhan untuk mereka-mereka yang sangat membutuhkan.. Jangan khawatir dan merasa kurang karena selalu memberi. Ingatlah bahwa Tuhan itu maha penyanyang. Ketika kita meminta apapun dalam namaNya akan diberi.Â
Karena siapa yang menabur benih ia akan menuai, siapa yang menebar kasih ia akan berlimpah cinta, dan siapa yang memberi jalan pada hidup banyak orang maka percayalah kebaikan itu akan selalu dikenang dan menjadi indah tiap saatnya.
Mari berlomba-lomba untuk berbagi anugerah...
semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H