Setiap keluarga pasti menginginkan hidup yang bahagia. Hidup yang bahagia bukan saja karena memiliki harta yang melimpah atau hidup yang mewah melainkan hidup bahagia adalah hidup yang harmonis, tercipta relasi yang hangat diantara keluarga. Saya yakin masing-masing dari kita sedang berjuang untuk mewujudkannya atau ada sebagian yang sudah berhasil mewujudkannya.
Lebaran kali ini menjadi menjadi dasar bagi saya untuk membagikan pengalaman ini. Keluarga kami adalah keluaga yang kaya suku dan agama. Otomatis kekayaan ini tidak selalu mencipta sukacita kadang kala ada riak-riak didalamnya. Namun hal itu adalah wajar jika terjadi perdebatan kecil didalamnya karena menyatukan perbedaan tidaklah mudah apalagi memaksakan kehendak. Idealnya memang perbedaan itu mampu mencipta nuansa yang indah sekaligus juga mencipta suasana yang keruh.
Jadi, lebaran kali ini seluruh anggota keluarga berkumpul. Lebaran kali ini sungguh-sungguh ramai di rumah karena semua anggota keluarga bisa pulang kampung setelah sekian tahun tidak bertemu.Â
Dalam kebersamaan itu ayah dan ibu selalu mengingatkan kami " Jangan pernah kami mendengar suara yang kuat dari kalian ataupun diantara kalian". Kata-kata ini tentu kami pegang karena sekaligus menjadi teguran bagi kami agar kami mampu saling menghargai dan saling menjaga walau banyak perbedaan.
Syukur kepada Tuhan bahwa kami berhasil melalui lebaran ini penuh sukacita dan tak sedikitpun kata yang terungkap yang membuat kami kecewa atau marah. Saya yakin kami semua berjuang untuk itu, berjuang untuk menahan dan mencoba memaknai perbedaan itu sebagai satu karunia yang sangat besar. Keluarga sangat wellcome dengan aneka perbedaan entah itu suku, budaya dan agama.
Nah, disini saya mau berbagi tips keluarga bahagia ala kami selama lebaran. Tips ini tentu saja hal yang mudah dilakukan tapi mujarab sekali dimana setiap orang merasa dihargai dan dihormati sebagai pribadi yang unik. Semoga dengan membaca tips ini kalian juga terbantu untuk mewujudkan hidup keluarga yang bahagia. Mari simak baik-baik :
1. Belajarlah untuk mengerti
Kebanyakan dari kita sering berkata  bahwa saya sudah mengerti dia, karena saya sudah lama bersama dia.  Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena untuk mengerti itu tidak pernah diukur oleh waktu melalui kebersamaan. Muatan terdalam dari pengertian ialah sikap penerimaan atas segala kekurangan dan kelebihan orang yang ada disekitar kita atauun anggota keluarga.Â
Kalau kita belum mampu menerima dia apa adanya berarti kita belum mengerti siapa dirinya. Mengerti berarti juga membiarkan keluarga kita menjadi dirinya sendiri dan jangan pernah memaksa seperti diri kita.Â
2. Belajarlah untuk bertanya