Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Ada Sukses yang Instan

8 Desember 2021   21:54 Diperbarui: 12 Desember 2021   21:01 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi faktor pembentuk kekhasaan/karakter seseorang. (sumber: shutterstock.com/By Vlue via kompas.com)

Membaca buku harian yang telah usang dan sudah lama adalah sesuatu yang menyenangkan bagiku. Saat ini adalah tahun ke -11 bagiku selama hidup membiara. Susunan buku haria masih terpampang jelas dari tahun ke tahun. 

Tadi sore saya meluangkan waktu sebentar untuk membacanya satu per satu. Ada beberapa lembar atau beberapa peristiwa yang saya baca masih mengundang bawang tapi tak sedikit dari kisah-kisah itu yang membuatku menangis terharu bahagia.

Salah satu peristiwa yang membuatku menangis ialah peristiwa dimana pertama kalinya mengajar di TK tanpa bekal apapun. Semuanya otodidak. Tahun pertama saya mengajar di TK itu saya pernah mengalami kegagalan. 

Kegagalan terjadi akibat ketidak mampuanku untuk menguasai kelas sehingga pembelajaran tidak berlangsung dengan baik.Namun,banyak juga keberhasilan yang membuatku menangis terharu bahagia. Saat itu aku berkata," Ternyata aku bisa ".

Setelah selesai membaca beberapa buku harian saya,saya beranjak menuju kapel. Saya hendak mensyukuri pengalaman itu dan sejenak merenungkannya kembali. 

Dalam keheningan itu saya menyadari kegagalan-kegagalan yang pernah saya alami dan ternyata saya pernah mengalami situasi sulit bahkan sungguh sulit tepatnya pada tanggal 25 desember tahun 2018. 

Saat itu saya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Namun kesulitan atau kegagalan itu tidak menghentikan semangatku.Hingga sekarang saya masih dapat bertahan dan melangkah maju,tentu saja ini semua karena berkat Tuhan dan sikap pantang menyerah dari saya.

Memang kegagalan tidak pernah mendominasi hidup saya yakin dan percaya hal itu. Akan tetapi adalah hal yang lebih baik jika saya selalu menyadari bahwa gagal dan sukses itu ibarat sisi mata uang yang selalu berdampingan. Yah,kalau tiidak gagal,yah sukses. 

Tapi satu hal yang saya yakini bahwa gagal itu adalah bagian dari proses menuju sukses. Gagal itu adalah bagian dari perjalanan hidup agar mampu menemukan jati diri yang sejati.

Satu hal yang membuat saya bahagia dalam permenungan itu bahwa saat ini saya telah menggenggam apa yang saya cita-citakan sedari dulu yakni seorang guru. 

Dulu sebelum saya masuk biara saya telah lulus seleksi PTN. Kabar kelulusan itu tentu menjadi kabar yang menggembiarakan bagi kedua orang tua saya. Tapi Tuhan berkehendak lain. 

Satu minggu sebelum pendaftaran ulang saya memilih pergi untuk masuk biara. Saya sadar betul kekecewaan yang dirasakan oleh kedua orang tuaku. Pada saat itu saya gagal mengukir senyum di raut wajah mereka.

Peristiwa ini sungguh memotivasi saya agar saya bersungguh-sungguh menjalani panggilanku. Dan saat ini saatnya aku mengulang momen itu kembali bahwa saya akan mengukir senyum indah itu di raut wajah mereka. 

Saat ini aku datang kepada kedua orang tuaku sebagai sorang suster dan juga sebagai seorang guru. Saya pun bisa menyaksikan senyum yang tulus terpatri dari wajah mereka. 

Sungguh penantian yang panjang bagi mereka dan proses yang lama untuk saya. Inilah momen yang paling berharga yang bisa saya persembahkan kepada kedua orang tuaku.

Tentu perjuangan ini tidak lepas dari berkat Tuhan serta dukungan dari orang-orang yang mengasihi saya. Menyelesaikan proses studi dengan baik dan menjalani panggilan dengan baik dimasa pandemi ini adalah suatu hal yang sangat perlu saya syukuri. Setelah sekian tahun tidak bertemu akhirnya bertemu juga. Rasanya aku sedang membawa mawar-mawar yang kembang kepada mereka.

Yah,bersyukur adalah hal yang utama. Walau bersyukur itu kebiasaan yang rutin saya lakukan setiap harinya. Bangun pagi kata pertama adalah SYUKUR. Sepanjang hari saya bersyukur untuk setiap hal. Jelang tidur malam saya bersyukur dalam doa dan meditasi. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Namun rasa syukur juga tidak cukup untuk menjadikan hidup lebih baik. Masih banyak hal lain yang perlu untuk menopang kepribadian kita agar layak disebut sebagai orang sukses dan berkarakter.

salah satunya ialah mampu membina relasi kepada siapapun. Karena tidak ada sukses yang instan. Saya tidak akan pernah menjadi orang sukses ketika saya hanya mengandalkan diriku. Saya mesti minta pandangan atau pendapat dari orang lain tenang diriku. 

Saya tidak sanggup bertahan hingga detik ini jika saya hanya mengandalkan kemapanan diriku. Kehadiran sesama disekitarku tentu saja membantu saya dalam berproses. Pintu kesuksesan akan terbuka jika kita mampu membuka hati dan diri terhadap sesama.

Selain itu kejujuran, integritas, keuletan dan loyalitas adalah modal saya dalam melakukan setiap pekerjaan. Jadi modal tidak hanya uang. 

Banyak orang sukses meraih impian mereka bukan karena uang sebagai modal utama. Kalau begitu, apa? Karakter. Ya, karakter yang baik, jujur, dapat dipercaya, bisa diandalkan, adalah modal yang sering lebih penting daripada uang.

Beginilah cara saya menekuni setiap proses hingga saya bisa tiba pada garis finish yang saya sebut sebagai kesuksesan. Bukan soal ingin mendapatkan uang atau jabatan, tapi bagaimana saya mampu bertransformasi dengan lingkungan sekitar saya. Membagikan apa yang telah kumiliki dan belajar tentang hal yang belum kuketahui. Jadi,sesama yang ada disekitarku adalah cermin ajaib bagiku untuk melihat kualitas diriku.

Semoga Anda tetap sehat dan terus berada di jalur sukses. Jadikan kebiasaan bersyukur sebagai bagian dari hidup, maka  pintu untuk kebaikan, kemajuan, kesejahteraan dan kelimpahan berkat akan dibukakan bagi kita. Tekunilah setiap proses yang dihadiahkan bagimu.

salam sukses..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun