Pagi itu saya masuk dikelas 3. Sebelum memulai pelajaran,saya mengawali pertemuan itu dengan perkenalan selanjutnya bermain sambil belajar. Setelah itu saya menjelaskan materi yang menurut saya perlu untuk diketahui oleh anak-anak. Setelah saya selesai menyampaikan materi,saya melihat seorang anak yang termenung,bengong atau gimana tak jelas.Â
Akupun mendekati anak itu dan bertanya kepadanya," Nak,kamu kenapa ? Dengan spontan anak itu menjawabku," Saya lapar suster,cepatlah kita pulang"setelah itu dia menunjukkan raut wajahnya yang cemberut kepadaku. Saya pun menjawabnya dengan tersenyum ," kan belum waktunya kita pulang,ini saja baru pukul 09.00 loh nak..". Meski demikian,saya tetap prihatin melihatnya. Maka,saat itu juga saya teringat dengan bekal yang saya bawa dan saya memberikan bekal itu untuknya.
Bagiku pengalaman ini sedikit aneh dan baru kali ini saja saya menemukan peristiwa yang demikian. Tapi hal ini adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri.Â
Namun kata-kata anak yang polos itu menghantarkanku pada sebuah pertanyaan refleksi," Siapakah aku ini Tuhan ? Dapatkah aku menjadi roti hidup seperti Engkau yang selalu memberi kelegaan kepada setiap orang yang datang dan percaya kepada-Mu.
Pengalaman ini mengajarkanku untuk setia menggembalakan kawanan Allah yang dititipkan kepada saya dengan tidak terpaksa dan bersungut-sungut,melainkan dengan sukareladan mau mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka.Â
Hati anak yang polos mengajariku untuk tetap bersikap wellcome dan ramah. Memang betul kata Yesus,bahwa anak-anaklah yang empunya kerajaan surga. Kepolosan mereka mampu mengulik nubariku untuk tetap mencinta dan berbagi.
2. Menjadi bagian  Perangkat Desa
Suster kok masuk kantor desa ? Begitulah kira-kira pertanyaan yang muncul dari masyarakat sekitar. Untuk khalayak banyak suster itu tempatnya dibiara bukan di kantor desa. Kadang datang kerumah umat itupun karena ada kunjungan stasi. Yah,mendengar itu semua saya hanya tertawa geli,bagaiimana dan dari mana saya harus menjelaskannya. Setiap hari saya akan duduk dibangku sekret kepala desa. Menyelesaikan administrasi surat-surat sudah menjadi tanggung jawab ku selama KKN.Â
Jadi,setiap masyarakat yang membutuhkan surat-surat maka akan bertemu dengan saya. Pertama kali mereka bertemu dengan saya ada rasa enggan untuk bertemu. Tapi saya yang pada saat itu adalah orang pendatang merasa biasa-biasa saja. Saya membiarkan mereka mengeluarkan seribu satu pertanyaan,karena bagi mereka berhadapan dengan saya harus jujur dan tidak berkelit. Miris yah teman-teman.Â
Kerja di bagian sekret desa adalah hal yang baru bagiku,meski sedikit kaku tapi saya cukup merasakan apa yang menjadi faedahnya. Saya bisa mengalami secara langsung bagaimana hidup masyarakat.Â
Selain itu saya paham bagaimana cara menghadapi masyarakat yang kaya dengan karakter. Melayani mereka dengan cinta adalah bekal utamaku dalam setiap perjumpaanku dengan mereka.Â