Mohon tunggu...
Nhtika
Nhtika Mohon Tunggu... Guru - PENGAJAR

SENANG BELAJAR AKAN BANYAK HAL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Majalah Dinding Sekolah

20 Agustus 2023   14:35 Diperbarui: 20 Agustus 2023   14:50 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OPTIMALISASI MAJALAH DINDING BERMUATAN CERITA FANTASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA DAN KREATIFITAS MENULIS WARGA SMP NEGERI 2 SEMARANG

Dunia pendidikan bangsa Indonesia sejak tahun 2013 mengalami perubahan kurikulum yang dikenal dengan kurikulum Merdeka. Hal yang menjadi pembeda antara kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum Merdeka adalah adanya pergeseran dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber belajar. Berdasarkan pada perubahan tersebut, peran Bahasa Indonesia menjadi sangat sentral sebagai pembawa pengetahuan (courrier of knowledge)

Salah satu keterampilan berbahasa yang dapat menghasilkan suatu produk adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan syarat untuk berkecimpung dalam berbagai bidang atau kegiatan. Hal ini mengandung pengertian betapa pentingnya keterampilan dan kemampuan menulis dalam kehidupan sehari-hari.Tulisan merupakan sebuah hasil karya manusia yang tak lekang oleh waktu. Dengan tulisan, kita dapat mendokumentasikan suatu peristiwa masa lampau agar dapat diketahui di masa yang akan datang. Tulisan juga dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan serta ide yang sulit diungkapkan secara lisan. Salah satu media untuk menuangkan hasil karya tulis seseorang adalah majalah dinding.

Mading merupakan satu jenis media komunikasi yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasa dipampang pada dinding atau sejenisnya (Nursito, 1999:1).

Seiring berkembangnya teknologi, peminat majalah dinding semakin berkurang baik penulis maupun pembacanya. Mereka lebih tertarik pada media elektronik dibandingkan media majalah dinding sekolah. Maka dari itu tampilan utama dari sebuah majalah dinding menjadi point penting untuk menari perhatian pembaca. Karena tidak dapat dipungkuri media elektronik lebih diminati ketimbang media informasi yang berbentuk cetak seperti halnya koran, saat ini sudah banyak media cetak yang beralih menjadi media massa berbasis elektronik karena tuntutan zaman. Mading menjadi salah satu komponen penting dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Mading menjadi media untuk menuangkan ide dan gagasan kreatif baik guru maupun siswa agar dapat dinikmati seluruh warga sekolah. Mading tidak hanya dapat dibaca oleh siswa di sekolah, namun dapat juga dibaca oleh masyarakat umum, meskipun mading tersebut dipajang di sekolah (Kanis, dkk., 1998).

Dalam rangka mengoptimalkan majalah dinding di sekolah, perlu adanya pengelolaan

Untuk kembali menarik minat siswa. Mading menjadi sarana informasi, media hiburan, menjalin tali persaudaraan, pengembangkan kreativitas, sikap kritis, dan meningkatkan wawasa sosial. Dengan demikian, Mading diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. Dalam pengelolaan dan optimalisasi mading di sekolah dubutuhkan kerjasama antarwarga sekolah. Guru berperan sebagai pembimbing bagi siswanya dalam proses membuat naskah, mengelola naskah, sampai dengan pemajangan/penerbitan, sedangkan siswa berperan sebagai pelaksana terwujudnya majalah dinding. Dalam rangka mewujudkan majalah dinding di sekolah, perlu adanya pemahaman tentang mading baik oleh guru maupun siswa.

Dalam konteks tersebut, dapat disimpulkam bahwa optimalisasi mading di sekolah membutuhkan sinergi anatara guru dan siswa. Guru memiliki peran penting dalam pengelolaan mading sekolah. Selanjutnya, apabila mengacu pada metode pembelajaran Kurikulum Merdeka yang menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan mading tidak berfokus pada peserta didik semata. Akses yang luas dalam mengumpulkan informasi baik yang diperoleh dari dunia nyata maupun maya memerlukan pengawasan dari guru agar berjalan efektif. Menurut Syah (2002: 202) proses pembelajaran membutuhkan metode pengajaran tertentu dari instruktur. Metode tersebut dapat berbentuk ceramah, demontrasi, diskusi, serta praktik yang bertujuan untuk memberikan pemahaman pengetahuan, pemahaman aplikasi, dan pemahaman analisis.

Oleh karena itu, melalui penulisan best practice ini, penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan terkait belum optimalnya pengelolaan mading sekolah sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca warga SMP N 10 Tegal dengan mengupayakan alternatif solusi, yaitu optimalisasi pengelolaan majalah dinding sekolah. Diharapkan dengan adanya pengelola mading, baik guru dan siswa termotivasi menghasilkan karya yang dimuat dalam mading sekolah.

TUJUAN PRAKTIK  BAIK

 1. Melatih peserta didik untuk membiasakan diri tampil di hadapan publik melalui tulisan yang dimuat dalam mading.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun