Mohon tunggu...
Tika Cindy
Tika Cindy Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI

SAYA PERWAKILAN DARI SUB- KELOMPOK 1 KKN NR3

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kreasi Tanaman Toga Inovatif Untuk KKN Berkelanjutan

21 Juni 2024   18:24 Diperbarui: 21 Juni 2024   18:26 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evaluasi dan Hasil Poster Toga/dokpri

Essai: Kreasi Tanaman TOGA Inovatif untuk KKN Berkelanjutan

Pendahuluan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program wajib bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang bertujuan untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam program KKN adalah pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman TOGA memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, namun seringkali masih belum dioptimalkan secara inovatif dan berkelanjutan. 

Oleh karena itu, kreasi tanaman TOGA inovatif dapat menjadi salah satu solusi untuk mendukung KKN berkelanjutan. Potensi dan Manfaat Tanaman TOGA Tanaman TOGA terdiri dari berbagai jenis tanaman yang memiliki khasiat obat dan telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat Indonesia.

 Beberapa contoh tanaman TOGA yang umum dijumpai antara lain jahe, kunyit, kencur, temulawak, daun sirih, dan lidah buaya. Tanaman-tanaman ini memiliki manfaat yang luas mulai dari pengobatan penyakit ringan hingga pencegahan penyakit kronis. Misalnya, jahe dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan bisa membantu meredakan gejala flu, sementara lidah buaya sering digunakan untuk perawatan kulit dan penyembuhan luka. 

Desa Medokan Semampir, yang terletak di Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, merupakan salah satu desa yang berpotensi besar dalam pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA). Lahan TOGA di RW 02 desa ini memanfaatkan area pekarangan rumah warga, lahan kosong, serta beberapa area publik yang belum termanfaatkan secara optimal.

Rumusan Masalah

Setelah melakukan observasi di Medokan Semampir, ditemukan beberapa permasalahan utama pada lahan TOGA :

  • Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menanam dan merawat TOGA.
  • Tingkat partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya TOGA.
  • Tidak ada potensi untuk mengembangkan usaha berbasis TOGA sebagai sumber pendapatan tambahan bagi Masyarakat.

Metode Pelaksanaan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

  • Melakukan survey untuk mengidentifikasi kondisi fisik dan kimia tanah, sumber air, serta topografi lahan.
  • Analisis hasil survey untuk menentukan jenis tanaman TOGA yang paling cocok ditanam di lahan tersebut.
  • Membersihkan lahan dari sampah, kemudian olah tanah dengan cara digemburkan dan diberi pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan.
  • Memilih bibit tanaman TOGA yang berkualitas dan tahan penyakit.
  • Melakukan penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama secara rutin.
  • Melakukan monitoring secara berkala untuk mengevaluasi perkembangan tanaman dan kesesuaian dengan rencana awal.

Hasil dan Pembahasan

Hasil:

  • Telah dilakukan penanaman berbagai jenis tanaman TOGA seperti jahe, kencur
  • Lahan memiliki ketersediaan air cukup baik dengan adanya sumur bor dan saluran irigasi sederhana.
  • Kesadaran masyarakat tentang pentingnya tanaman obat keluarga untuk kesehatan meningkat.

Pembahasan:

  • Program pengembangan lahan TOGA di RW 02 menunjukkan hasil yang positif dalam hal peningkatan produktivitas lahan dan kesejahteraan masyarakat.
  • Partisipasi aktif warga dalam pelatihan dan kegiatan budidaya merupakan kunci keberhasilan program ini.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan: Pengembangan lahan tanaman obat keluarga (TOGA) di RW 02, Desa Medokan Semampir, menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Melalui survey awal, pelatihan, dan pengolahan lahan, berbagai tanaman TOGA seperti jahe, kunyit, dan lidah buaya berhasil ditanam dengan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. 

Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga memperkaya pengetahuan dan keterampilan warga tentang budidaya dan pengolahan TOGA. Dampak positif program ini terlihat dari peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tanaman obat keluarga untuk kesehatan meningkat, mengurangi ketergantungan pada obat kimia. Keberhasilan ini menegaskan pentingnya perencanaan, partisipasi aktif masyarakat, dan dukungan berbagai pihak. Dengan pengelolaan yang berkelanjutan, RW 02 berpotensi menjadi model bagi desa lain dalam pengembangan pertanian berbasis TOGA.

 

 

Saran: Untuk mengoptimalkan pengembangan lahan TOGA di RW 02 Desa Medokan Semampir, disarankan beberapa langkah strategis seperti melakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk mengidentifikasi kendala dan melakukan perbaikan. Hal ini penting untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan langkah-langkah ini, pengembangan lahan TOGA di RW 02 diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi serta kesehatan bagi masyarakat setempat.

Dengan demikian, pengembangan lahan TOGA di RW 02, Desa Medokan Semampir, tidak hanya memberikan hasil yang positif dalam hal pertumbuhan tanaman dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjadi landasan bagi keberlanjutan pertanian berbasis TOGA di wilayah tersebut. 

Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat setempat, dan berbagai pihak terkait, program ini membuktikan bahwa upaya pemberdayaan dan inovasi pertanian dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi dan kesehatan di tingkat lokal. 

Melalui pemantauan dan evaluasi yang terus-menerus, kami yakin bahwa pengembangan ini akan terus memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat RW 02 dan menjadi inspirasi bagi pengembangan pertanian berkelanjutan di seluruh desa-desa lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun