Mohon tunggu...
Tika Agustina
Tika Agustina Mohon Tunggu... Jurnalis - Universitas Negeri Semarang

Aku adalah seorang yang suka menulis dan bercerita. Aku harap tulisan-tulisanku disini bisa memberikan tambahan informasi atau sekedar pengisi waktu bagi para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gandeng Tim UNNES Giat 9 Desa Bangsri, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah atasi Stunting dengan Program Pembagian Bahan Makanan Tambahan (PMT)

27 Agustus 2024   23:52 Diperbarui: 27 Agustus 2024   23:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu (24/07/2024), Dinas Ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah mendistribusikan bahan makanan tambahan kepada balita stunting Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Ini merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya, dan bekerjasama dengan Tim UNNES Giat 9 Desa Bangsri.

Kormades Tim UNNES Giat Angkatan 9 Desa Bangsri Ari Lopes, menuturkan bantuan makanan yang didistribusikan berupa 3kg beras dan 3kg telur. Dan selama tiga kali pembagian, Tim UNNES Giat Angkatan 9 Desa Bangsri selalu ikut serta.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

"Satu paket isinya 3kg beras dan 3kg telur. Kadang juga 3kg beras dan 2 ekor ayam. Selama pelaksanaan program kami ikut andil. Terlebih, itu juga menjadi salah satu program kerja wajib kami dari universitas. Pelaksanaannya ya dengan membantu administrasi sama pembagian makanan per paket," Ungkap Ari dalam wawancara pada Jumat (02/08/2024).

Ari menjelaskan bahwa pihaknya sebagai penjembatan program antara dinas dan balita penerima, juga melakukan monitoring melalui pengukuran rutin di posyandu. Ia bersama timnya turut memastikan bahwa bantuan benar dikonsumsi oleh balita sesuai dengan data yang tersedia.

Ada sekitar 40 balita yang menjadi penerima tetap bantuan bahan makanan tambahan. Berdasarkan keterangan dari Bidan Desa Bangsri Ari Khalifah, data tersebut berasal dari EPPBGM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dan terintegrasi dengan data di kementrian.

"Kita data itu tarikan dari EPPBGM. Jadi, kader menginput data posyandu setiap bulan. Data ditambah kalo ada yang baru. Itu berarti sudah terintegrasi dengan data di kementrian dan bisa diakses secara nasional," jelas Khalifah dalam wawancara yang dilakukan pada Rabu, (31/07/2024) lalu.

Khalifah menjelaskan ada kriteria khusus untuk menggolongkan balita stunting. Yaitu, diambil dari data akumulasi perkembangan balita di tiap posyandu yang dilakukan secara rutin. Dan menurut Khalifah, untuk dapat memaksimalkan program tetap harus ada upaya yang dilakukan oleh orang tua balita.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

"Untuk mengatasi stunting memang cukup lama. Nggak seketika dikasih langsung (terlihat perkembangannya). Memang ada tahapannya. Dari orangtua sendiri juga harus ada usaha. Disini dikasih, tapi kalau engga dikasih juga sama orangtuanya ya sama saja," tuturnya.

Program pembagian bahan makanan tambahan bersama Tim UNNES Giat 9 Desa Bangsri itu nantinya masih ada satu kali pelaksanaan lagi pada 7 Agustus 2024. Khalifah mengaku, pihaknya sangat terbantu oleh kontribusi yang diberikan oleh Tim UNNES Giat 9 Desa Bangsri.

"Kami berterimakasih sudah dibantu. Kami sendiri nggak bakal bisa bagiin. Karena tenaga kita nggak cukup juga untuk membagikan," Ungkap Khalifah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun