Topik obrolan bisnis MLM ini ternyata tidak sebanding dengan hanya secangkir hot manual brew. Saya dan Tania order kopi kedua, kali ini saya hot latte, Tania ice capucino. "Urang oge geuleuh sama agen-agennya, lalebay!" Hahaha.... Sambil menerima orderan ice capucinonya, bahasa ibu Tania keluar, masih dengan nada sebal tentunya.
Urang oge geuleuh, artinya saya juga tidak suka. Dan pastinya Tania hanya satu dari sekian banyak masyarakat yang alergi dengan bisnis Marketing Multi Level disebabkan kelakuan agen yang berlebihan dalam menawarkan produk dan atau mengajak bergabung. Agresif para agen ini seringkali jadi membuat risih.
Obrolan dengan Tania ini mengingatkan saya sekian lampau ke belakang, masa saat fresh graduate dan sibuk cari kerja. "Jangan, itu MLM lho!" atau "Sialan, ternyata MLM!" Dan kerap kalimat-kalimat negative seperti itu  terlontar dari teman-teman sesama pemburu loker. Akhirnya, pada masa itu saya pun terseret untuk alergi jika mendengar MLM, tapi tanpa tahu dengan pasti apa sebab MLM sampai dibenci. Â
***
Karena seorang teman, membawa saya untuk bersinggungan dengan bisnis Marketing Multi Level ini. Untungnya pikiran saya tentang MLM sudah kosong, sehingga ketika berada di dalamnya, saya dapat menerima tanpa pembangkangan!
Ketika saya datang ke kantor MLM yang mempunyai moto "Go Berkah No Riba", cukup kaget! Kantornya besar dan mewah! Penasaran dan mencari tahu, didapat informasi terpercaya, gedung kantor milik sendiri lho! Sampai di lantai 2, tempat berlangsungnya operasional harian kantor tersebut, hiruk pikuk dengan hilir mudik para mitra usaha yang sedang ada urusan. Entah itu sedang order dan atau mengambil order produk, atau mendaftarkan anggota barunya. Naik ke lantai 3, ini tempat meeting dan presentasi atau seminar, terbagi menjadi  ballroom dan VIP.
Di dinding berjejer legalitas lengkap yang menunjukan bahwa MLM tersebut memiliki badan hukum yang jelas, yaitu Perseron Terbatas. Dengan adanya badan hukum, gerak bisinis MLM ini dapat dipertanggungjawabkan kepada member dan konsumen yang menggunakan produknya.
Selain yang menunjukan legalitas, terpangpang pula sertifikat keanggotaan APLI dan sertifikat dari MUI yang menjelaskan bahwa telah memenuhi prinsip syariah. APLI adalah asosiasi yang mewadahi dan mengatur kode etik perusahaa-perusahaan yang berbasis bisnis MLM. Untuk menjadi anggota APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi. Â
Dari katalog produk saya dapat mengetahui MLM satu ini mempunyai produk yang banyak dan beragam, macam produknya adalah produk kebutuhan sehari-hari, bukan produk yang muluk-muluk. Â Keberadaan produk seperti ini penting, agar kita memiliki kesempatan yang besar dalam merekrut angota baru dan menawarkan ke konsumen lain. Selain itu, dengan adanya keragaman produk, bisa memilih barang yang sesuai dengan budget dan target menjaring prospek downline. Yang tidak kalah penting, produk mempunyai jaminan atas kualitasnya.
Mempelajari skema bisnisnya, terkonsep dan dijalankan budaya upline yang mampu membantu downline untuk berkembang dan maju. Tidak ada kesempatan dan celah, Â upline akan sukses dan mendapat keuntungan yang besar sendirian. Di sini upline dan downline dapat maju dan sukses bersama-sama jika bekerja keras dan saling membantu. Point yang di dapat dari penjualan harus ditempakan dengan strategi adil jika ingin mencapai bonus.
Ketika mendapati perusahaan bisnis MLM seperti ini, masih akankah Tania dan Tania-Tania lain berasumsi MLM adalah penipuan yang berkedok bisnis???