Mohon tunggu...
Tiiwi _18
Tiiwi _18 Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Gizi Semester 8

Hobby Membaca dan Editoring

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Kemiskinan Saat Wabah Covid-19

12 April 2021   19:48 Diperbarui: 13 April 2021   12:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pratiwi, Mahasiswa Gizi UIN Walisongo Semarang

Natural. Kemiskinan disebabkan oleh faktor-faktor yang alami. Misalnya, karena individu tersebut cacat atau sakit, sehingga ia kesulitan memenuhi kebutuhannya dan termasuk kategori miskin.

Kultural. Jenis kemiskinan ini disebabkan karena individu tersebut sudah merasa cukup dengan hidupnya. Jadi individu ini bermalas-malasan dan tidak disiplin, tidak ada usaha untuk membuat hidupnya lebih baik. Dari sinilah seseorang bisa mengalami kemiskinan.

Struktural. Individu atau suatu kelompok bisa jadi miskin karena sesuatu yang dibuat oleh manusia. Misalnya, kebijakan yang tidak adil, tidak meratanya distribusi barang ataupun makanan, dan korupsi.

Pengangguran

Seperti yang sempat disinggung, kondisi pandemi sekarang ini mengakibatkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka yang membuat angka pengangguran meningkat drastis di Indonesia, hingga akhirnya pemasukan orang-orang tersebut berkurang dan menimbulkan kemiskinan. Hal ini memicu banyaknya penduduk Indonesia yang tidak produktif. Karena tidak produktif tetapi memiliki kebutuhan hidup sehari-hari, tidak sedikit masyarakat yang menimbulkan masalah sosial baru, yakni kriminalitas.

Solusinya, sebenarnya sedikit banyak pemerintah sudah mulai mengangsurnya, yakni seperti program bantuan penunjang dana untuk UMKM yang ingin mengembangkan usaha-usahanya, program bantuan listrik gratis bagi masyarakat kalangan menengah kebawah maupun bantuan dana berupa uang maupun sembako gratis bagi masyarakat miskin.

Konflik Sosial Antar Kelompok

Dari pengangguran melahirkan kemiskinan, kemiskinan bisa melahirkan masalah sosial yang lebih berbahaya, yakni konflik antar kelompok. Konflik ini biasanya terjadi karena ada kesenjangan sosial antara satu kelompok dan kelompok lainnya yang berbeda sudut pandang, budaya, dan pemahamannya terlebih dikondisi pandemi sekarang ini seperti kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin melahirkan konflik-konflik sosial seperti dibidang perdagangan maupun dibidang yang lainnya.

Solusi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah dengan berupaya untuk mengintegrasikan tiap bagian masyarakat dan menuntaskan masalah utamanya yaitu kemiskinan dengan mencari usaha-usaha yang kreatif dan inovatif untuk mendapatkan sumber penghasilan.

Kaitan Covid-19 dengan Kemiskinan

Dengan kondisi pandemi seperti sekarang ini membuat banyak orang-orang kehilangan pekerjaan mereka, tak sedikit pula perusahaan-perusahaan yang mengalami kebangkrutan hingga harus mem-PHK massal karyawan-karyawannya. 

Apalagi pedagang-pedagang pinggir jalan yang hidupnya bergantung dengan hasil dagangan mereka namun dikondisi seperti sekarang ini malah membuat dagangan mereka susah laku, hal inilah yang memberikan dampak ke berbagai sektor terutama perekonomian dimasyarakat yang menurun drastis. 

Tak sedikit dari mereka yang harus kelaparan karena kurangnya pemasukan yang didapat. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah maupun masyarakat untuk membangkitkan sektor perekonomian yang kian memburuk ini, terlebih untuk masyarakat menengah kebawah hal ini dirasa sangat memperburuk  status perekonomian mereka.

Seperti yang kita ketahui bahwa dampak dari pandemi ini mengakibatkan banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka sehingga angka pengangguran semakin meningkat. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dimasyarakat, kemiskinan yang dihadapi bukan lagi sekedar masalah kekurangan makanan, tetapi bagi warga masyarakat tertentu bahkan sudah mencapai tahap ekstrem sampai level kehabisan dan ketiadaan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun