Mohon tunggu...
Tigor Siagian
Tigor Siagian Mohon Tunggu... Pegawai Bank Indonesia -

Praktisi Pasar Keuangan, saat ini bekerja pada investor institusi. Alumnus University of New South Wales, Graduate School of Banking & Finance. Certified Financial Risk Manager (FRM) dari Global Association of Risk Professionals (GARP). Minat pada manajemen risiko, alokasi aset strategis, pengelolaan portfolio serta perencanaan pensiun dan keuangan pribadi. Berdomisili di Jakarta. http://www.tigorsiagian.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Seandainya Saja...

16 Desember 2009   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:55 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Everything, in retrospect, is obvious. But if everything were obvious, authors of histories of financial folly would be rich . . ." — Michael Lewis (Panic!: The Story of Modern Financial Insanity, 2009)

Seandainya saja... itu mungkin kata-kata yang sering diucapkan untuk mengajukan suatu alternatif lain dari sejarah yang sudah terjadi. Seandainya si A tidak menyeberang jalan, dia mungkin masih hidup saat ini. Seandainya saja Lehman Brothers dibantu, maka mungkin krisis keuangan tidak akan separah ini. Seandainya saja... seandainya saja... dan banyak lagi yang bisa kita ucapkan di hadapan kejadian yang sudah terjadi.

Secara restropeksi (setelah kejadian, after the fact) semua hal tentu terlihat lebih mudah, termasuk mencapai kebenaran, seperti dikatakan sejarawan Arthur Schlesinger, Jr. Hindsight selalu 20/20, selalu jelas dan terang benderang. Setelah kejadian memang selalu mudah untuk menemukan kebenaran, kesalahan, dan hal lain yang sebelum kejadian sangat sulit untuk dibayangkan.

Nonlinearitas dari interaksi dalam suatu sistem bukanlah sesuatu yang mudah untuk diperkirakan maupun dibayangkan. Interaksi yang bersifat nonlinear memberikan kesempatan atas shock, guncangan dan respons yang kadang berada diluar perkiraan. Seperti analogi "kepakan kupu-kupu di Rio de Janeiro dapat menyebabkan taifun di Shanghai", demikian pula kompleksitas dalam interaksi suatu sistem yang memiliki dinamis nonlinear (nonlinear dynamics).

Sayangnya manusia tidak diciptakan untuk menalar sesuatu yang bersifat nonlinear. Manusia, karena itu sering menganalisa sesuatu berdasarkan analisa yang bersifat heuristic atau menggunakan rule of thumb. Begitu pula manusia yang menjadi agent atau pelaku dalam interaksi yang membentuk suatu sistem ekonomi mengingat sifat alami dari manusia yang cenderung irasional. Pemahaman dan reaksi atas impuls tersebutlah yang biasa dikenal sebagai herd behaviour, dimana manusia cenderung mengikuti pola kumpulan lainnya sebagai petunjuk. Pengamatan yang menunjukkan bahwa perilaku manusia cenderung lebih bijak secara kelompok (wisdom of crowds) seperti Surowiecki (2004) tidak berlaku dalam setiap suasana dan situasi dan dapat menjelma menjadi insanity of mob.

"Long lines started forming outside Northern Rock branches throughout Britain as early as 6:00 a.m. Some customers came because everything they had was in a bank that appeared to be failing. ... Others had less information about the bank's situation, but they came anyway because they saw the long lines on the television news or as they passed local branches.... A man in his fifties who preferred to remain anonymous said: "I'm an accountant, I should know better... I shouldn't be here... My head tells me it's all right, but my heart says otherwise."... Christakis & Fowler (2009), "Connected: The surprising power of our social networks and how they shape our lives".

Bukti anekdotal dari saat bank run terjadi pada Northern Rock tersebut di atas sebenarnya dapat memberikan contoh bahwa aspek psikologis dan sifat keterkaitan (interconnectedness) dari jaringan sosial (dan bukan hanya interconnectedness dari jaringan bank) dapat memberikan dampak yang berbeda dari suatu event.  Dengan bantuan hindsight kita (mungkin) akan mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada Northern Rock terjadi akibat situasi lingkungan ekonomi saat itu dan fakta pemisahan kewenangan FSA dan BoE menyebabkan respons yang diberikan kurang cepat dalam menangani krisis. Selain itu tidak adanya blanket guarantee dan fakta terdapat guarantee di negara lain (Irlandia) menjadikan masalah tersebut menjadi lebih kompleks.

Impulse dan response dalam ekonomi tidaklah sama seperti dalam fisika misalnya (kenapa ekonom selalu cemburu terhadap fisikawan). Impulse dan respones yang bersifat recursive terhadap pelaku, dalam suatu situasi dapat menjelma menjadi fulfilling prophecy atau bola salju yang kait mengkait menjadi suatu lingkaran setan.

Karena itu sepertinya menjadi kurang bijak apabila mengevaluasi suatu kebijakan, atau tindakan, atau apapun sebutan yang diberikan di suatu waktu di masa lalu dengan situasi dan keterkaitan saat ini. Seandainya saja hal tersebut dimungkinkan (katakanlah dengan time machine), tetap saja suatu simulasi akan dapat memberikan hasil yang berbeda, karena fakta yang kita observasi saat ini hanya merupakan satu dari sekian juta path yang mungkin terjadi.

Itu kiranya harapan bahwa hal tersebut mungkin dapat menjadi pertimbangan panitia angket pansus Bank Century yang terhormat, serta para ahli yang akan melakukan testimoni, ketika melakukan evaluasi seputar kebijakan penyelamatan ekonomi melalui pengambilalihan Bank Century.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun