TB (Tuberkulosis) adalah salah satu jenis penyakit menular dengan pola penularannya melalui media udara. Penyakit TB ini ditularkan lebih sering dari hembusan nafas yang sudah terjangkit penyakit TB ini tanpa disadari oleh orang-orang terdekatnya, yang selanjutnya adalah penularannya terjadi dari cairan / dahak yang dimuntahkan oleh si penderita. Terkadang kita pun tidak menyadarinya jika batuk selalu menutup mulut kita dengan telapak tangan, padahal itu adalah kesalahan fatal jika kita tidak buru-buru mencuci telapak tangan kita tersebut. Batuk beretika yaitu jika kita batuk minimal menutup mulut kita dengan punggung tangan atau lengan tangan (selain telapak tangan).
Penderita TB dapat kita lihat dari gejala yaitu Batuk berdahak lebih dari seminggu yang disertai dengan:
- Demam yang tidak terlalu tinggi (panasnya greges-greges / meriang),
- Jika pada malam hari akan berkeringat lebih tepatnya pada dini hari (kegerahan) yaitu pada jam 2-4 pagi,
- Nyeri di dada
- Berat badan turun
- Nafsu Makan menurun
- Batuk berdarah.
Jika anda merasakan gejala-gejala diatas setiap hari segeralah ke puskesmas terdekat untuk diperiksakan kesehatan melalui cek dahak. Dan yang perlu diingat setelah sampai di Puskesmas segeralah minta kepada petugas masker penutup mulut, masker ini berfungsi untuk mencegah kuman-kuman tersebut tidak terkena kepada orang lain. Jika dinyatakan poisitif terkena TB ini maka tim Puskesmas akan melaksanakan langkah-langkah yaitu:
- Diprioritaskan untuk pemeriksaan lanjutan.
- Pasien akan dibawa ke dalam ruangan khusus isolasi agar tidak menular.
- Tim Puskesmas menghubungi keluarga / teman yang sering berinteraksi.
- Pemeriksaan kepada keluarga / teman apakah terjangkit TBC atau tidak.
- Jika saudara negatif terjangkit TB maka dirundingkan untuk PMO (Pengawas Menelan Obat).
- Tim Puskesmas akan menetapkan aturan pengobatan yang akan dijalani pasien.
Bagi pasien dan keluarga pasien tidak usah khawatir soal biaya karena seluruh pengobatan diberikan secara gratis. Yang perlu diperhatikan oleh pasien dan keluarga adalah:
- Minum obat / suntik diberlakukan hanya di Puskesmas.
- Meminum obat secara teratur selama 6 (enam) s/d. 8 (delapan) bulan,
- Tahap awal meminum obat setiap hari selama 2-3 bulan
- Tahap lanjutan meminum obat 3 kali dalam seminggu selama 4-5 bulan.
- Meminta kepada Puskesmas masker (penutup mulut) untuk digunakan di rumah seperlunya.
- Pasien diberikan ruangan khusus yang mempunyai sirkulasi udara yang baik, bersih dan tersendiri.
- Mengetahui efek samping obat yang diminum yaitu: Hilang nafsu makan, mual, sakit perut, sakit kepala, nyeri sendi, kesemutan bahkan terasa seperti terbakar di telapak kaki dan urine berwarna kemerahan.
- Pemeriksaan dahak rutin yaitu akhir tahap awal pengobatan dilakukan setelah 2-3 bulan  berjalan
- Pemeriksaan dahak sebulan sebelum masa pengobatan berakhir.
- Pemeriksaan dahak setelah berakhirnya pengobatan.
Ada beberapa kasus bahkan semakin banyak yaitu TB berubah menjadi lebih parah karena beberapa hal yaitu:
TB pada Anak.
TB Pada anak ini ditularkan oleh orang dewasa bukan sesama anak-anak, kenapa? Karena anak-anak tidak dapat menularkan disebabkan anak belum dapat mengeluiarkan / memproduksi dahak seperti orang dewasa. Gejalanya sama dengan TB pada umumnya, sehingga untuk memastikannya harus ada pemeriksaan Uji Tuberkulin / Mantoux Test dimana test ini menguji dengan suntikan jika dalam 48-72 jam terdapat benjolan maka positif terjangkit. Atau juga dapat melakukan foto rontgen dada dengan hasil subyektif dan tidak spesifik. Pengobatan dilakukan dengan mengkombinasikan 3-4 macam obat dengan pengobatan minimal 6 bulan, sedangkan pada kasus tertentu seperti TB yang baru lahir) pengobatan diberikan setahun. Pencegahan TB pada anak dapat dilakukan dengan cara memvaksin BCG pada bayi, memberikan makanan yang bergizi dan seimbang, menjaga lingkungan tetap bersih dengan ventilasi yang baik dan sinar matahari menyinari ke dalam rumah, dan yang terakhir adalah pasien TB Dewasa yang serumah dengan anak-anak harus diobati serta dijauhkan kontak fisik.
TB MDR.
MDR disini adalah kepanjangan dari Multi Drug Resistance, dimana TB kebal terhadap obat-obatan karena kesalahan pengobatan baik tidak sempurnanya obat yang diberikan atau yang sering dijumpai adalah tidak tuntasnya pengobatan kerpada pasien TB normal. Pasien yang tekena TB MDR ini diharuskan mendapat pelayanan khusus di sarana pelayanan kesehatan khusus yang ditunjuk / dirujuk. Pasien ini adalah potensi sembuh kecil tetapi dapat sembuh jika bersungguh-sungguh menjalani pengobatan yang teratur dan jangka waktu lama.
TB komplikasi HIV.
HIV adalah suatu penyakit yang melumpuhkan kekebalan tubuh dimana penyakit ini menular juga tetapi melalui cairan. HIV disini bersifat sebagai pemberi jalan terhadap berbagai penyakit, sehingga beberapa penyakit pun menyerang tubuh kita. Pengobatan pasien ini diharuskan menjalani pengobatan TB terlebih dahulu barulah pengobatan HIV.
Demikianlah sekilas tentang penyakit TB dimana saya mengikuti workshop yang dilaksanakan pada tgl. 3-5 Maret 2015 yang lalu. Sahabat JKN, lawan TB....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H