Semenjak ditinggal Pep Guardiola memang masalah MessiDependencia selalu menghantui pelatih berikutnya. Sebenarnya Pep juga mengalami masalah tersebut. Hanya ia mengakalinya dengan menerapkan sistem permainan yang terus konsisten, tiki-taka, tanpa Messi ataupun bersama Messi. Pep secara radikal menjadikan tiki-taka sebagai paradigma bermain sehingga MessiDependencia setidaknya dapat direduksi. Bagi Pep, kehebatan Messi memang utama namun bukan yang terpenting. Oleh karena itu dirinya begitu konsisten meraih beragam deretan trofi selama melatih Barcelona.
Tito Vilanova justru menjadikan Messi sebagai poros utama, oleh karena itu Mourinho dengan mudah mengalahkan Barca pada El Clasico musim tersebut. Gerrardo Tata Martino memang secara frontal menenggelamkan MessiDependencia, lewat verticalidad yang ia usung hasil berguru kepada Marcelo Bielsa. Namun, Tata justru menenggelamkan potensi Messi dengan menempatkannya di sayap kanan hingga pergerakannya terbatas.
Mendatangkan Neymar sempat dianggap sebagai langkah bagus untuk menyelesaikannya, akan tetapi keberadaan dua pemain bertipikal fantasista dalam satu tim tentu menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem permainan. Luis Enrique tertolong karena itu namun di musim terakhirnya Barca justru nihil prestasi. Selepas menjual Neymar memang permainan tim dirasa lebih seimbang, seperti yang pernah dituturkan Jordi Alba bahwa ketiadaan Neymar selain menciptakan keseimbangan juga membuatnya lebih kreatif saat menyerang. Namun juga semakin mempertegas bahwa MessiDependencia semakin akut.
Valverde kali ini menghadapi masalah serupa. Bukan solusi yang diperlihatkan, justru Barca semakin kentara tergantung kepada La Pulga. MessiDependencia memang problem sulit. Terlalu sayang untuk menenggelamkan potensi Messi, namun jika dibiarkan terlalu lama dengan bergantung pada Messi seorang tentu berbahaya bagi kelanggengan prestasi tim. Sulit memang meniru Guardiola, menempatkan MessiDependencia dalam porsi yang pas.
Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin Barca akan sering terpeleset musim ini. Terutama ketika menghadapi tim dengan kualitas bagus dan mampu mematikan Messi sepenuhnya. Perlu opsi cadangan guna mengatasi kebuntuan yang sering terjadi, tanpa melibatkan Messi sebagai aktor utama (meskipun untuk saat ini rasanya hal itu tidak mungkin).Â
Valverde harus berhati-hati dan harus menyiapkannya dari sekarang, itupun kalau ia menyadari ketergantungan itu. Sebelum kapal oleng, sebelum malapetaka besar menimpa macam rival terbesar mereka, Real Madrid, yang sekarang merasakannya. Setelah melepas Ronaldo. Sedia payung sebelum hujan, kata peribahasa. Karena kita tidak pernah tahu seperti apa Barcelona jika benar benar tanpa Messi kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H