Entah kenapa saya suka membahas MU dan tetek bengeknya akhir-akhir ini. Apalagi setelah Mourinho dipecat, dan satu nama pelatih karteker pengganti Mou, membawa saya ke masa lalu yang indah meskipun saya sendiri bukan pendukung MU.
Dia adalah salah satu aktor epic comeback terbaik sepanjang sejarah Liga Champions Eropa. Super sub yang membawa MU meraih trofi si kuping besar keduanya.
Teaternya di Camp Nou, cocok untuk menampung seratus ribu pendukung yang siap merayakan pesta kemenangan. Selama 90 menit, Lottar Mathaus mengatakan bahwa timnya mendominasi pertandingan, tidak ada perlawanan berarti dari pasukan Fergie. Prediksi sebelum pertandingan mayoritas menjagokan Bayern Munich. Sebelum 3 menit terakhir membuyarkan segalanya.
Ole Gunnar Solksjaer mencetak gol pamungkas itu. Yang membuat seisi stadion bergemuruh. Bahkan, kata Pierluigi Collina, wasit laga tersebut, menyebut gemuruh penonton saat itu seperti "auman singa". Menjatuhkan pemain Bayern dalam tangisan, meskipun si mata elang (julukan untuk Collina, red) terus menyemangati pemain Bayern untuk bangkit bahwa laga belum berakhir sepenuhnya.
Sampai sekarang pun, saya merinding menonton pertandingan itu. Salah satu final UCL terbaik, dan pertandingan yang paling dikenang oleh Collina.
Kembali kepada Ole Gunnar Solksjaer, yang ditunjuk menjadi pelatih karteker MU sampai akhir musim ini.
Baby Face Assassin, julukan Ole. Mungkin karena wajahnya yang imut. Dulu, dia datang ketika MU sudah punya tiga pemain depan yang menakutkan, Dwight Yorke, Andy Cole dan Tedy Sheringham. Fergie pun menegaskan bahwa super sub adalah peran realistis baginya.
Namun, dia dikenang sebagai salah satu super sub terbaik, bukan hanya di MU namun di dunia. Ada empat striker di sana dan semuanya berkelas. Apalagi Ole, yang kerap kali menjadi juru selamat.
Menarik ketika dia ditunjuk sebagai pengganti Mou. Ketika The Red Devils lagi krisis. Kurang percaya diri. Seakan tak ada gairah untuk menang. Bisakah dirinya mengangkat tim ini??
Pengalaman manajerialnya pun sebatas tim semenjana, Cardiff City di Inggris. Menukangi "tim besar" di Norwegia, Molde FK. Tiga gelar domestik selama di sana.
Tidak secerdas Van Gaal, tak setenar Mourinho. Namun, dia akan membawa atmosfer baru bagi ruang ganti Setan Merah yang sering bergejolak selama Mou melatih.