Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Karma Buruk Publik Spanyol untuk Los Merengues

21 Oktober 2018   08:33 Diperbarui: 21 Oktober 2018   08:46 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Postingan twitter dari Panditfootball memunculkan ide kreatif dari saya untuk memberikan judul terhadap tontonan yang diberikan Real Madrid sekarang, Azab Klub Raksasa Spanyol yang Mengambil Pelatih Timnas Spanyol Secara Diam-Diam

Sejarah buruk diukir Julen Lopetegui di Real Madrid, 465 menit puasa gol, waktu terpanjang dalam catatan sejarah klub. Dalam lima pertandingan terakhir, hanya meraih imbang sekali, selebihnya berakhir dengan kekalahan.

Tentu hal itu jadi masalah bagi klub sebesar Real Madrid. Apalagi, Barcelona meraih kemenangan tadi malam menghadapi Sevilla. Pukulan telak bagi Madridistas yang mentalnya diuji di Minggu pagi dengan bully-an dari rival.

Jika membahas strategi yang dikembangkan Lopetegui. Maka kita berbicara tentang permainan ala Spanyol yang kental dengan tiki-taka. Dominan dalam penguasaan bola, bermain mendekat membentuk diamond untuk memudahkan aliran umpan pendek. Bermain memanfaatkan lebar lapangan. Dan menekan dengan intensitas tinggi sepanjang pertandingan. Tak heran memang, angka possession ball Madrid di tiap pertandingan selalu superior atas lawannya.

Di tangan Lopetegui juga Madrid kehilangan senjata terpendamnya. Counter Attack cepat. Yang tak jarang berbuah gol pengubah arah pertandingan. Mou dan Zizou banyak tertolong karena skema itu. Namun, Madrid tampak seringkali menahan diri untuk melancarkan hal itu dibawah Lopetegui.

Lopetegui juga masih mencari skuad inti pilihannya. Courtois dan Navas bergantian bermain. Trio Casemiro-Kroos-Modric mulai diusik oleh Dani Ceballos yang kerap dipaksakan untuk bermain. Isco, Asensio, Bale, Benzema saling bersaing di lini depan, ditambah pemilik baru nomor 7 Mariano Diaz. Bongkar pasang skuad mungkin membuat stabilitas tim agak goyah.

Minggu ini, beredar kabar. Manajemen siap memecat Lopetegui. Dicari suksesor yang tepat. Untuk menahkodai kapal yang mulai oleng di awal perjalanan, tak sampai setengah perjalanan bahkan.

Nama pertama, mantan pelatih Chelsea, Antonio Conte. Corriere dello Sport mengabarkan bahwa Conte siap menjadi suksesor Lopetegui di Madrid. Apalagi, sekarang dia masih menganggur. Manajemen Los Blancos menginginkan pelatih yang dapat menghindarkan Madrid dari keterpurukan musim ini. Conte bisa jadi solusi tepat. Pengalaman melatih pada level elit, juga tak kaget menangani skuad bertabur bintang seperti di Chelsea.

Apalagi, dirinya adalah tipikal pelatih motivator ulung. Selalu berapi-api. Dia bahkan dipuji, kalau tidak salah oleh Gattuso. Menonton video motivasi Conte kepada pemain, serasa membuat Gattuso ingin bermain lagi. Hal bagus bagi Madrid yang sedang jatuh mentalnya.

Tapi, ada satu hal yang saya rasa agak mengganjal. Terutama terkait sejarah Madrid dengan pelatih asal Italia. Conte jelas beda dengan Ancelotti. Don Carletto lebih ofensif secara taktikal. Sedangkan Conte adalah antitesisnya. 

Mirip seperti Fabio Capello. Cenderung berorientasi defensif, menghalalkan segala cara untuk menang. Padahal, Madridistas selalu mendambakan permainan elegan dari timnya. Jadi, tak jarang meskipun pelatih meraih gelar, publik tak puas akan permainan tim yang membosankan. Pemecatan Capello sebagai buktinya. Tapi Jose Mourinho bisa bertahan selama tiga musim, itu pengecualian.

Nama kedua, adalah Michel Laudrup. Legenda klub, sama seperti Zidane. Tapi, Laudrup sudah punya pengalaman melatih ketimbang Zidane, meskipun hanya berkutat pada klub medioker, macam Real Mallorca dan Getafe. Tapi, pencapaiannya di Swansea cukup mengesankan.

Nama ketiga, Roberto Martinez, pelatih Timnas Belgia. Penampilan Belgia di tangan Martinez  selalu tampil memukau. Tentunya Martinez tak kaget menangani tim bertabur bintang macam Madrid karena di Belgia dirinya dilimpahkan skuad berisi generasi emas yang dikomando bintang macam Kompany, Hazard dan Lukaku.

Siapa nama selanjutnya, pasti nama yang selalu digaungkan Madridistas yang gagal Move On, Papa Zidane. Namun, tampaknya tidak mungkin bagi Zizou untuk kembali. Selama Florentino Perez berkuasa. Hengkangnya dirinya dari Madrid, panjang jika dibahas akar persoalannya.

Pledoi datang dari tim. Sosok senior, kapten tim, Sergio Ramos malah menyerukan dukungan untuk Lopetegui. Sembari yakin bahwa Los Blancos dapat keluar dari tren buruk. Seperti dilansir dari Goal.com

Ya, pergantian pelatih nampaknya menjadi langkah utama manajemen untuk memperbaiki performa klub. Tinggal tunggu saja waktu Perez ketok palu putusan pemecatan. Setidaknya hingga akhir bulan ini sepertinya, atau bahkan saat El Clasico pekan depan.

Sumber : 1 2 3 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun