Sebagai yang hina, aku
malu ketika berbondong-bondong tangis manusia
menutup kebutuhan
Mereka malah berdansa membangun dinasti serakah
Sebagai sang punggung, aku berani
menantang halusinasi mereka yang membumi
menari-nari, di atas tirani
Sebagai pendusta, aku
kalah
Lirikmu melebihi suci bidadari
lepas dosa
Sebagai rona, aku
bagian besar untuk hendak menerkam
tuan-tuan di seberang jalan
yang sedang memakan tanaman
Sebagai sayup-sayup, aku binar
Sebab mata mereka tak akan pernah bercerita apa-apa
Sebab, anggun mereka telah raib tersunat sejarah
Sebagai kurcaci, aku bangga
menemani,
Mereka-mereka bergumul menabur
sampah
Kertonegoro, 22 Juli 2020
Salam,
Akhmad Fauzi
Foto jadiberita.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H