Di televisi, hampir tidak ada peliputan konvoi ini. Apalagi peliputan konvoi anak PEREMPUAN SETENGAH TELANJANG naik di atas sepeda motor. kalau toh ada, sangat minim sekali. Dan ada kesan JADUL wal malu-malu.
Yah, mungkin memang sudah NGGAK NJAMAN ini konvoi, karena di Sabtu, 7 Mei 2016, saat ada satu konvoi lewat depan rumah, sorenya, saat pulang, para pengkonvoi ini tercerai berai, tidak satu konvoi lagi, dan terkesan KLEJINGAN, INGAH-INGIH, alias KIKUK.
Artinya, kembali pada sekolah yang aman. Sekaranglah saatnya semua elemen bangsa ini untuk bergerak satu visi MEMBANGUN sekolah yang aman.Â
Artinya, dalam kelulusan SMA tahun ini, masyarakat sudah mulai merasakan aman dari ancaman konvoi. Siswa, aman dari HANTU UN, orang tua merasa aman karena tidak perlu lagi was-was akan LULUS dan KONVOI. Dan, kesucian jiwa aman pun dari KECURANGAN.
Mari kita jaga terus rasa aman ini. Bukan berarti sekolah tadinya jahat, atau ada kejahatan di sekolah, atau sekolah dijahati,. TIDAK! Tetapi, bagaimana gestur kehidupan di sekoah, di dunia pendidikan terasa aman dari segala ancaman.Â
Yah, tidak aneh, narkoba sudah masuk ke sekolah. Mari kita bahu membahu untuk membentengi sekolah dari kerasukan barang laknat ini.
Yah, sekolah bukan ajang TAMPAT-MENAMPAR. Baik guru-siswa, siswa-siswa, pun, guru dan guru. Termasuk Negara (pemerintah) dan pihak sekolah.
Yah,Sekolah harus bebas dari situasi yang rendah norma, culun etika, nisbi kalimat mulia, dan LENYAP AGAMA. Tetapi juga jangan pula sekolah dijadikan proses menjadikan semua itu (norma, etika dsb) sebagai MOMOK langkah siswa.
Mungkin masih ingat kita, ada dua siswa yang saling BULLY di media sosial. Tragisnya, dengan kata-kata yang rendah kalori makna. Syukurlah, pihak sekolah sudah bisa menyelesaikan kasus ini dengan baik.
Artinya, Ketika Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menengarai adanya sebab infra struktur dari kejadian YUYUN, tidak ada salahnya jika MEMANG harus di debat. Infrastruktur mungkin ikut berperan juga (karena situasi lingkungan yang masih sepi, kondisi falislitas komuikasi yang minim dll), tetapi yang lebih penting lagi adalah penguatan individu-individu atas kesadaran diri dan orang lain, atas pemahaman hukum, aturan, norma, dan juga agama.Â
Dan, yang harus segera dibangun adalah "Tingkah laku para manusia dewasa dihadapan anak-anak KITA".