Saya malah ditertawakan, dianggap jadul, ngga update info dan seterusnya. Dengan tertawa, dan gurau sewajarnya.
Saya dan siswa saya di Kertonegoro, dusun kecil jauh dari pusat kabupapten, apalagi pusat kekuasaan. Tetapi, kejadian di belahan sana, ratusan kilometer jaraknya, tidak lagi ada alsan untuk tidak bisa diketahui.
Pembaca tidak usah curiga ke saya, karena saya punya kewajiban penuh untuk (harus) meluruskan apapun berita dan pikir anak didik saya agar kembali pada norma. Bukan karena saya pro ini atau pro itu. Benci si bule atau justru suka si bule. Tetapi, mengajak ke hal yang normatif, ramah hukum, taat aturan, yakin akan kebenaran Tuhan, Allah swt. adalah peluang JIHAD saya yang masih diberikan Tuhan.
Ingin tahu klarifikasi saya? Yah, saya katakan ke siswa, "Hati-hati dengan informasi. Cari sumber yang relevan, sumber relevan itu adalah rilis resmi dari lembaga yang sah. Tetapi, jangan hanya berhenti di sana, jika ingin lebih yakin, buka aturan-aturan yang membicarakan tentang hal itu".
Artinyanya, apapun kabar yang bersliweran di media (apapun) tentang si bule ini, jangan ada keterlarutan akan kabar itu. Tetapi segera tarik garis tegas, NORMATIFKAH, atau NGAWUR!
Artinya, efek dari menarik ke normatif dan ngawur itu harus diselaraskan dengan sikap kita selanjutnya. Puncaknya adalah AMBIL HIKMAH TERBAIK untuk diri sendiri.
Kembali, Nyalakan Lentera, Terangi Cita-Cita, harus berbicara banyak tentang KEPATUHAN jiwa-jiwa akan norma, hukum dan syariah agama. meminimkan jargon-jargon yang TIDAK BERMUTU, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan pengokohan EKSISTENSI TUHAN.
Mengapa? Karena Amokrane ini hanyalah secuil dari kebrutulan-kebrutalan yang ada. Potensi brutal dan pembrutalan akan semakin lepas kendali jika nilai-ilai kemanusiaan dan Tuhan dikebiri semasiv mungkin. apalagi jika pengebirian itu BER-atas nama warna, baju, sosok, keyakinan, dan (lebih tragis lagi) tentang kepentingan bisnis.
Nyalakan Lentera, Terangi Cita-Cita, semoga bisa berlari cepat membawa anak-anak negeri dengan keciaraan yang berwibawa dan bercitra. Karena itu yang akan bisa menyelamatkan negeri ini dari buram masa depan.
Artinya, tentang kemanusiaan jangan pilih-pilih SIAPA. Tentang Tuhan, jangan ada pembiaran jika ada firman Tuhan yang di TANTANG dan dilecehkan. Dengan sendirinya, negeri ini akan menyulAm kesuburan hati dan optimisme hidup MENGALIRKAN energi kuat untuk KERJA KERJA KERJA.
Salam Indonesia jernih, teduh, dan religus
Semoga bermanfaat