Inilah Saya (bolawow.com)
Wajah Pendidikan Negeri - Ootimis 1
KLU Hari Ini
#HPN
H-1 pra Hari Pendidikan Nasional, kado manis dipersembahkan bagi bangsa ini. Sepuluh saudara sebangsa kita bisa dibebaskan dari kungkungan sandera. Masih tersisa empat sandera lagi. Semoga energi bangsa ini masih stabil dan konsis untuk bisa membebaskan keempatnya.
Di hari H Hari Pendidikan Nasional, pembebasan sepuluh anak bangsa itu diperebutkan, siapa yang berjasa.
Harusnya kita bicara tentang suka cita dan kebanggaan atas keberhasilan pembebasan ini. Atau minimal memblow up kilaunya sinergitas atas upaya pembebasan itu dari semua yang terlibat.
Sayangnya, poin itu telah pergi. Seharian ini, di Hari Pendidikan Nasional tahun ini, diwarnai silang sengkarut "SAYALAH PAHLAWAN" itu.
Kembali, bangsa ini kehilangan momen indah untuk bisa menarik sebuah hikmah. Kembali, wacana bangsa hiruk pikuk oleh POTENSI kebohongan dan pembohongan, penggiringan opini, dan pencitraan.
Hari Pendidikan Nasional dengn tema brillian "Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-Cita", harus dikotori oleh pekat opini atas sebuah keberhasilan sebuah ihtiar seluruh elemen anak bangsa.
Tetapii harus tetap optimis, pelita itu, di Hari Pendidikan Nasional ini, harus bisa dijaga agar tetap menyala. Siapa tahu, nyala yang ada masih mampu memanggil jiwa-jiwa bersih anak bangsa. Walau itu bukan kini, bukan hari ini.
Artinya, pelita semangat pendidikan telah dinyalakan, menerang cita-cita anak bangsa, bukan untuk besok hari atau lusa. Tetapi untuk sepanjang perjalanan sejarah bangsa.
Artinya, PAHLAWAN itu bukan makhluk instan. Bukan dicetak untuk diedarkan. Tidak butuh penggiringan opini, apalagi pemolesan citra-citra.
Artinya, pemaksaan atas lahirnya NILAI KEPAHLAWAN (apalagi dengan rekayasa) adalah lorong gelap yang perlu diterangi oleh pelita itu. Pelita Pendidikan!
Di Hari Pendidikan Nasional tahun ini, ternyata, pelita yang harus menyala memiliki beban berat untuk bisa menyusuri lorong-lorong gelap nurani bangsa.
Pelita harus tetap menyala, demi cita-cita generasi bangsa. Karena negeri ini bukanlah bayi yang hanya bisa menangis kala ada cubitan, walau cubitan itu adalah sebenarnya cubitan manis.
Bangsa ini dibangun oleh darah dan air mata. Bukan oleh rekayasa-rekayasa. Air mata dan darah itulah yang telah mengukir sejarah lahirnya kepahlawanan bangsa.
Salam Indonesia jernih, teduh, dan religius, bebas dari kebohongan-kebohongan.dan rekayasa dari segelintir hasrat tak berguna.
Semoga bermanfat!
Kertonegoro, 2 Mei 2016
Salam,
Ilustrasi gambar : bolawow.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H