Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Kembali di Tanah Air, Saudaraku

1 Mei 2016   21:24 Diperbarui: 1 Mei 2016   21:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Estimasi Lokasi 10 Sandera kini (internasional.republika.co.id)


 KLU Hari Ini

 Selamat!
 Akhirnya sepuluh saudara saya, sebangsa setanah air, terkabar telah dibebaskan.

 Akhirnya ada sepuluh keluarga yang akan bertumbuh bunga bahagia, karena bisa kembali berjumpa

 Akhirnya, negeri ini bisa menjaga wibawanya. Bukan utnuk di mata dunia tetapi demi di mata rakyat sendiri, Memberi bukti jika NYAWA sepuluh warga itu seukuran dengan eksisensi negeri ini.

 Akhirnya, saatnya menukar cerita-cerita di seputaran sepuluh sandera ini dengan hikmah-hikmah.

 Lupakan, siapa yang salah, lupakan seperti apa prosesnya, apalagi lupakan bergegas dengan semangat agar segera mengabarkan UNTUK PENCITRAAN.

 Trauma psikologi para sandera, jangan dikomodikan untuk dipestakan! 

 Artinya, seluruh negeri ini merindukan sepuluh sandera ini hidup. berkat doa (sekali lagi, seluruh negeri ini) itu pulalah, Tuhan, Allah swt. mengabulkan mereka untuk kembali bersama kita, di tanah pusara, negeri sendiri.

 Artinya, sejengkal tanah, sebuah nyawa, layak kita pertahankan demi kemakmuran rakyatnya, pemilik sah negeri ini. Dan, jangan ada yang pernah bisa mengusirnya.

 Artinya, itulah nuansa esensi MERDEKA di tanah Persada!

 Salam Indonesia jernih teduh, dan religius.
 Semoga bermanfaat.

 Kertonegoro, 1 Mei 2016
 Salam,

 Akhmad Fauzi

Ilustrasi gambar : internasional.republika.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun