2. Ada ketersumbatan menyalurkan aspirasi
 Saya harus bertanya, kemana PGRI? Dimana IGI? Apa kabar FGI? Bukan berarti saya tidak melihat sama sekali kiprah ketiga wadah organisasi guru ini. Tetapi sangat disayangkankan dengan tingkat kepekaan organisasi tersebut dalam membaca kepentingan anggotanya.
Ketika ada seorang guru yang dipecat kepala sekolah gegara ber-sms mempertanyakan gajinya selama tiga tahun, advokasi untuk si guru juga tidak terlalu kelihatan.
Andai saja, ketiga organisasi itu berada di garda terdepan untuk menyuarakan nasib K2, akan terasa di akar rumput jika kepentingannya sudah ada yang mewakili. Saya sangat yakin gerakan diskusi-diskusi instensif antara pemerintah dan pihak yang mewakili, apapun nanti hasilnya, selama diskusi itu terlihat fair oleh mereka, maka bisul-bisul ketidak-puasan itu akan lenyap dengan sendirinya.
Jalur ini yang tidak terlihat oleh akar rumput, guru-guru honorer K2, Sehingga ada rasa keputusasaan, merasa disepelekan, merasa jenuh dan seterusnya. Memperlancar saluran ini akan memberi ketenangan bagi mereka.
***
Nasi sudah menjadi bubur, apapun sebab musababnya lebih baik kita reguk hikmah yang ada. Toh nyatanya, keduanya harus memakan simalakama yang pahit jua rasanya.
Patut diapresiasi dengan baik, keduanya, pun juga pihak-pihak yang ikut melibatkan dalam mediasi telah melahirkan akhir yang baik. Jadikan akhir yang baik ini menjadi rasa optimis jika permasalahan pendidikan pasti dapat terpecahkan.
Salam pendidikan
 Semoga bermanfaat
Kertonegoro, 11 Maret 2016
 Salam,
Akhmad Fauzi
Â