[caption caption="kalijodi, ilustrasi: www.tribunnews.com"][/caption](Puisi akhmad fauzi)
Terlelap dalam tanya
Membaca gelap waktu tertindih salah-salah
Cukup bagiku sinar terang hati yang engkau rasa
Di wilayah gelap jiwa-jiwa
PSK ku,
Suram tidak jarang memanggil seberkas
Cahaya nilai-nilai lantunan keteguhan
Berisik lelehkan tangis sejarah kegetunan
Dari waktu kerinduan manusia-manusia ragu
Dari budaya lancang menantang kebenaran
Baris per baris aku baca
Catatan syahdu yang tertinggal di bilik syarat hampa
Rinai air mata memenuhi ngarai anak lembah
Melukis satire perjalan dialog keindahan
Bukti jika ruh masih bersemayam bahasa eksistensi keTuhanan
Dari kalbu jerit tangis membumikan kata
Tanpa maksud tanpa berhasrat berbantah jua :
"Allah aku udah gak betah hidup yang ku jalani. Ya Allah bimbinglah aku ke jalan yang benar. Ya Allah..."
Itu yang engkau nyanyikan!
Di sela menjemput kehadiran nafas beringas lelaki seribu akal bebas
Tuhan menyambut di antara rentang hitung-hitungan
Sejauh alam membentangkan masa kehidupan
Tuhan menatapmu dalam sentuhan abadi
Di bilik-bilik sepi
Sepi sangka sepi langkah-langkah nista
Tuhan menjawab sekeras yang engkau harapkan
Walau engkau meminta dalam isak tangis berpeluk buaian nafsu lepas
Tuhan sedekat yang engkau sangka
Walau segebok nikmat dan gairah akan terus menggoda
Tuhan paham akan duka lara
Tuhan paham akan langkah-langkah
Tuhan paham secuil bisik di balik jelaga hati
Tetapi Tuhan, bukan untuk ihwal bersembunyi