Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membelah Jiwa Raya - (7)

1 Februari 2016   22:32 Diperbarui: 1 Februari 2016   23:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 


(Esai parade menghitung nikmat Tuhan)

Sekelumit tentang perjalanan sebuah persepsi.

Bersyukurlah kepada anda yang sedang dikritik, lebih-!ebih dihujat. Tuhan, Allah swt. Sedang memberi ruang dan waktu kepada anda untuk merapikan diri. Bersyukurlah dengan senantiasa menyapa ramah mereka, kritik mereka, hujat mereka. Busana diri anda akan semakin rapi. Dan anda akan mengakui, ternyata mereka dengan segala kritikannya benar-benar sahabat sejati.

Bersyukurlah kepada para pengritik. Energi yang anda keluarkan beserta amunisi kritikan adalah hal yang mutlak untuk disyukuri. Dengan mensyukuri kesempatan untuk mengkritik itu, ikhtiar yang sedang anda lakukan itu akan semakin bernas dan membahana. Ingat, bersyukur itu ada nuansa intropeksi diri, plus, ada lautan kebaikan yang dijanjikan Tuhan, Allah swt. Kepada hamba yang senantiasa bersyukur. Jangan anda melenyap atas syukur itu, yang akibatnya anda cepat menyerah hanya oleh gertak sambal belaka.

Bersyukurlah kepada yang dikritik dan yang mengkritik! Anda sedang dirindukan masa untuk mempercantik sejarah. Anda berdua sejatinya sedang membangun lubang yang dalam bagi para pembebek, penjilat, dan brutus-brutus yang senantiasa berfoya-foya di tengah anda berdua dengan gincu merahnya! Kubur mereka...

Robb, jadikan kami hamba yang berjiwa raya untuk terus bersyukur, agar tahu mana yang haq, mana yang bathil. Aamiin.

Semoga bermanfaat!

 

Kertonegoro, 1 Pebruari 2026 
Salam,

Akhmad Fauzi

 

Ilustrasi  : purwantierika.blogspot.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun