Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa Siapa yang Akan Dikabulkan di 9 Desember?

5 Desember 2015   19:59 Diperbarui: 5 Desember 2015   20:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Tuntas umbar janji-janji, tuntas segala energi tercurah, bablas anggaran untuk bahan bakarnya. Doa telah dipancarkan jauh sebelum start dimulai. Masing-masing memohon kemenangan atas niatan.

Dua calon, tiga calon, empat calon, bahkan segudang calon pun meminta sama, menang PILKADA. Sayangnya, aturan tahunya tidak semua jadi pemenang.

Mutlak dipercaya jika hasil adalah hak preogratif Sang Kuasa, kecuali yang "tidak punya Sang Kuasa" (itu kalo berani terang-terangan kepada calon pemilihnya).

Bingungkah energi doa itu menjemput untuk dikabulkan? Dalam batas syara' terkabulnya doa harus melalui syarat yang ketat. Yang pasti, kualitas doa yang dipanjatkan menjanjikan mustajabnya doa. Kualitas si pendoa, kualitas hati, waktu syarat, substansi doa, kebermaknaan, sampai pada keihlasan, adalah sepasukan amunisi untuk memastikan tingginya kualitas doa.

Namun, untuk mengetahui siapa yang lebih berkualitas doanya, subjektif adanya.

Ada yang cukup sederhana dalam memaknai terkabulnya doa untuk 9 Desember nanti, yaitu "khusnudhon saja kepada Tuhan, Allah swt, jika takdir apapun yang terjadi nanti itulah bentuk nyata terkabulnya doa kita yang terbaik menurutNya".

Persetan dengan politik uang, naif dengan semua manisnya janji, absurd dengan angka-angka klenik. Niat yang baik, ikhtiar sekuatnya, doa, pasrah! Itu yang lebih mengena. Toh Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk dikabulkan, menurut Dia.

Maka,

Yang menang tidak akan pernah jumawa, karena yakin benar jika kemenangan itu hanya atas kehendak Allah swt.

Yang kalah tidak akan gelisah, karena sudah teryakini jika kekalahan itulah yang terbaik menurut Allah swt.

InsyaAllah MK akan sepi pengaduan. TPS tutup sesuai jadwal tanpa dikejar kerja tambahan. Polisi tidak harus diturunkan berkali-kali. KPUD bisa segera menetapkan hasilnya. Rakyat? tetap seperti sedia kala, tetap jadi rakyat, pulang sambil menunggu janji untuk ditepati.

Jangan sepelekan doa, jangan tidak berdoa, dan jangan meminta doa terkabul menurut selera si pendoa, karena itu tidak mungkin, karena tidak mungkin menang semua. Karena harus diyakini jika yang terbaik menurut Allah swt. lah yang terbaik untuk doa kita.

 

Selamat akhir pekan
Mari berdoa semoga di Pilkada nanti hasilnya adalah kemenangan semua!

 

Kertonegoro, 5 Desember 2015
Salam,

Akhmad Fauzi

 

Ilustrasi : riauindeprnden.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun